"Cinta Aya Buat Ibu"
The second present, specially for my sweety "Gede"
Cinta Aya Buat Ibu
Seorang gadis turun dari pesawat, dia menarik kopernya santai, lalu menemui seseorang yang berada di dalam cafe airport.
"Kamu yakin mau kuliah di Indonesia? Ga nyesel kamu udah SMA di Rusia?" Tanya orang itu.
"Udahlah biarin aja, aku mau tinggal disini!" kata gadis itu
"Yaudah, sekarang kamu mau kemana?"
"Jogja"
"Okay, aku kontrol kamu dari sini"
Gadis itu pun meninggalkan pria paruh baya yang berada di dalam cafe tadi. Dari Ir. soekarno airport dia memilih naik kereta menuju jogja.
***
"Ini seperti 17 tahun yang lalu, semuanya mengingatkanku akan masa kecilku, aku merindukannya, aku rindu tempat ini, Jogja, kota istimewa dan akan selalu menjadi teristimewa" Batin gadis itu.
Rayana Zahratu Nisa, gadis berusia 17 tahun yang baru saja menyelesaikan SMA di Rusia, Ibunya meninggal saat ia menerima kelulusan SMP, Ibunya merawatnya sendirian, entah pergi kemana Ayahnya, seperti hilang ditelan bumi, tak ada jejak sedikitpun, dan sejak itu pula dia dirawat oleh sahabat Ibunya di Jakarta, ia memutuskan melupakan semuanya dan pergi ke Rusia. Tapi, sesuatu mengganjal hatinya dan membuatnya ingin kembali ke Indonesia. Jogja, tempat yang akan membuat sejarah baru di dalam kehidupan Aya.
***
Handphone Aya bergetar
Aya, kamu dimana? cepetan keburu mulai OSPEKnya!
Indri.
"Aduh ribet ya sekolah disini! Kudu aja aku bangun pagi pagi, huaaah gedek"
Aya bergegas mandi, segera bersiap siap untuk pergi ke kampus, iya. Aya masuk UGM yogyakarta.
"Ayaaa!! Kamu kemana aja sih?" Teriak Indri kepada sahabatnya yang baru saja datang.
"Ngebo!"
"Yaelah, kamu ngebo mulu dih, mana tampilan kamu biasa aja lagi?"
"Ya teruus?"
Pagi ini Aya hanya menggunakan tank top putih bermotiv, dengan kardigan coklat muda dan syal yang berwarna sepadan, Aya bukan tipikal gadis yang menyukai rok pendek, dia lebih menyukai jeans katun, sama seperti pagi ini, Aya menggunakan jeans abu abunya dan memakai sepatu kets warna putih, dengan rambut di kuncir ala ekor kuda, simple tapi tetap cantik.
"Ayo semuanya kumpul, merapaat!" Teriak seorang kaka kelas
"Heh, kamu tank top putih!" Teriak seorang kaka kelas laki laki pada Aya
"Siapa? Aku?"
"Terus siapa lagi yang make tank top?"
"Kenapa ka?"
"Kamu ngapain bawa perabotan rombeng kaya gitu?"
"Bukannya kaka yang suruh bawa?"
"Hei guys! Aku nyuruh bawa perabotan kaya gini tuh pas kapan sih?"
Semua orang tertawa terkekeh. Aya masih ga ngerti.
"Siapa nama kamu?"
"Aya"
"Okay! Aya, lain kali otak kamu dipake ya, aku nyuruh bawa kaya ginian tuh pas hari pertama, dan kamu tau, ini hari terakhir OSPEK AYA!"
Iya, Aya ga sadar kalau ternyata dia bolos ospek 4 hari, waw, Aya malu setengah mati.
"Jadi, ketauan ya bolos OSPEK nya?"
"Tapi kan ka.."
"Sekarang kamu dihukum, nyari dan minta semua tanda tangan kaka kaka yang nge OSPEK, semuanya!"
"Sekarang?"
"Taon gajah ntar!! Ya sekarang lah"
Interesting, Aya benci dibentak.
"Heh kambing, kamu kalo ngomong jangan asal ya semprul, ga usah sok sok an keren deh, belagu kamu baru jadi anggota OSPEK aja songong, ga usah ngebentak ya, asal kamu tau, aku paling benci dibentak, kamu siapa? orangtua aku aja ga pernah ngebentak kok! Pake otak kamu, diajarin sopan santun ga?" Plaaakk..sebuah tamparan nyasar di pipi kaka kelas itu. Dan Aya beranjak pergi, namun dia balik lagi
"Oiya, semua tanda tangan ya? sekarang? Okay ga masalah!" Aya ngacir lagi.
Sontak kejadian tadi membuat semuanya melongo, ga cuma kaka kaka kelas, tapi semua anak anak yang di OSPEK melongo.
"Apa liat liat? Ubay! Kamu ambil alih" kesal kaka tadi.
"Kamu gapapa di?" Tanya gadis berambut pirang, namanya Angela Hiroyi gadis Indo-Jepang
"Gapapa, cuma sedikit shock aja" Jawab Aldi
"Keren tau, ada yang berani nampar cowo kaya kamu di! Mana anak kemaren sore lagi"
"Asem kamu bay!"
"Heh superman, kok kamu kalah sama anak bau kencur sih?" Tanya Rizki
"Bacot tuh dijaga ki!"
"Canda kali bos"
"Yaudah, aku mau makan siang dulu, laper ah"
"Makan siang, apa mau ngacain tuh bekas tamparan?" Goda Ubay
"Kampreeet" Aldi pun meninggalkan teman temannya
***
"Aduh Aya, keep emosi kamu, mana asal tampar aja lagi, aduh ribet nih masalah" Gumam Aya sendiri.
"Mana tinggal 2 orang lagi nih, satu namanya ka Ubay, satunya lagi namanya ka Aldi, aduh aku ga kenal semuanya.." Saking pusingnya Aya sampai menabrak orang di depannya.
"Aduh"
"Eh, maaf"
"Kamu, yang tadi pagi berani nampar kaka kelas itu kan?" Aya tersenyum sinis karena wajahnya dikenali banyak orang sebagai Sang Penampar.
"Heheh iya ka.."
"Gimana? Udah dapet semua tanda tangannya?"
"Belom ka, tinggal ka Ubay sama ka Aldi"
"Oh, aku Ubay"
"Yaudah kaka ayo tanda tangan" Ubay menandatangani kertas milik Aya
"Oiya ka, kalo boleh tau ka Aldi tuh yang mana ya?"
"Ya, yang tadi pagi kamu tampar, dia ketua OSPEK tahun ini.." Aya shock mendengar penjelasan Ubay.
"Tuh orangnya lagi maen basket di lapangan, samperin aja, baik kok orangnya, cuma pura pura galak aja"
"Ya..yaudah makasih ka"
Aya berjalan menuju lapangan basket, dia melihat Aldi yang sedang bermain dengan teman temannya. semua temannya kalah.
Aya mendekati Aldi, tepat dihadapan Aldi.
"Kamu?"
"Ka! Tanding basket yu?"
"Apa? kamu?"
"Iya, terus siapa lagi?"
"Mau apa kamu?"
"Kalo aku menang, kaka harus tanda tangan di kertas aku, kalo kaka yang menang, aku bisa jadi pembantu kaka selama 1minggu, gimana? tawarannya cukup menarik kan?"
"Okay, deal"
Dari awal ronde pertama, Aya selalu menang, ahirnya di ronde terahir, Aya membuat Aldi menyerah. Tepat bertekuk lutut di hadapan Aya.
"Tanda tangan ka" Aldi menandatangani kertas itu, dan mengembalikannya kepada Aya.
Dengan jailnya aya mengeluarkan handphonenya dan berfoto dengan Aldi yang kelelahan.
Aya berjalan keluar dari lapangan basket, dan disambut tepuk tangan riuh dari semua penonton.
"Aldi, kamu gapapa?" Tanya Ubay
"Gila tuh cewe"
"Kamu kayanya punya dendam kesumat ya sama anak baru itu?"
"Gedek aku, mau tak masukin got anak itu tuh"
"Heh, udah ah!"
Aldi berjalan menuju kantin bersama Ubay.
"Gila kamu Aya! Hari ini kamu udah 2 kali ngalahin ka Aldi, mampus dia biar tau rasa. Tapi, dia lumayan cakep tau Ay, kamu ga suka sama dia? banyak yang naksir loh..." Kata Indri
"Ga addict ama cowo begituan mah"
"Ah awas kamu ketelen omongan sendiri" Mereka baru pulang ngampus, setelah makan siang di warung nasi goreng Bu Mimin.
***
"Bu, tungguin aku ya, bentar lagi aku pulang ko" Gumam Aya di depan foto Ibunya yang dipasang diatas meja belajarnya.
***
Malam itu, di rumah Indri, suasananya berbeda dari biasanya, Listrik rumahnya mati, padahal listrik tetangga tetangganya tidak.
"Mah, kenapa listriknya mati sendiri? Perasaan punya yang laen ga pada mati tuh"
"Loh? Mamah kira semuanya ?"
Tiba tiba, seorang pembantu Indri berteriak histeris. Indri dan Mamahnya segera berlari menuju sumber teriakan.
"Kenapa Bi Imah?"
"Nyonyaa.."
Indri dan Mamahnya melihat ke arah yang disinari lampu senter oleh Bi Imah. Ternyata ada tengkorak yang digantung, dalam posisi gantung diri. Listrik rumah itu pun menyala.
Indri dan Mamahnya belum selesai, mereka dikagetkan lagi oleh tulisan yang berada di dinding, tulisan itu adalah "QWETYUOPSDGHJKLZXCVBNM" dan ditulis menggunakan darah.
Tengkorak itu juga menggunakan gaun warna putih yang penuh bercak darah.
"Mamah! Pertanda apa ini mah?" Indri ketakutan dan memeluk mamahnya.
"Bi Imah, cepat lapor polisi, telefon Bapak juga" Bi Imah segera melapor ke polisi setempat.
Malam itu juga, polisi langsung memeriksa barang bukti. Ayah Indri juga langsung pulang dari dinas luar kotanya.
"Ibu Lisa, apa keluarga anda pernah punya masalah dengan orang lain?"
"Sepertinya engga pak, emang kenapa?"
"Karena motif dari kejahatan ini adalah teror"
"Teror?" Kaget Ayah Indri
"Iya, semua barang bukti menunjukkan tindakan terorisme individual, yang beralasan balas dendam, mungkin Ibu atau Bapak dulu pernah punya masalah atau sesuatu yag menyebabkan seseorang sakit hati pada anda?"
"Entahlah pak, saya rasa ga ada" Tukas Ayah Indri
"Baiklah, Yasudah pak, kami akan memeriksa dan menyeledikinya, kami pamit,nanti kami akan beri kabar setiap ada perkembangan penyelidikan"
Indri pun malam itu tak bisa tidur.
***
"Loh, In, Kok kamu pucet gitu sih?" Tanya Aya
"Ga kok gapapa"
Aya cukup hawatir akan keadaan Indri, mungkin ia baru mengenal Indri sejak ia pindah ke Jogja, meski begitu, Indri selalu ada untuknya, jadi mereka cepat akrab dan menjadi sahabat.
"Yaudah, aku masuk dulu ya, ada jamnya dosen killer nih" Canda Indri.
Tiba tiba, Aya melihat gadis kecil yang mengintip dari balik pohon.
"Hai de, kamu lagi apa disitu? Mau ngintipin siapa sih?" Gadis kecil itu segera menyelinap lagi.
"De, kaka ga gigit ko, kenalan yuk, kaka punya permen lollipop banyak"
"Kaka mau temenan sama aku?" Tanya gadis kecil itu, masih di belakang pohon.
"Kenapa engga?" Beberapa detik kemudian, gadis kecil itu keluar dari balik pohon. Dan segera menghampiri Aya, dan duduk manis di sampingnya.
"Hallo, namaku Aya, kamu siapa?"
"Aku juga Aya" Kata gadis kecil itu tadi
"Oya? Aku Rayana Zahratu Nisa? Kamu?"
"Rayanggita Angesti."
"Angesti? Kaya kenal" Gumam Aya
"Kamu lagi ngapain disini Aya?" Tanya Aya
"Aku lagi nunggu kaka aku"
"Emang siapa kaka kamu?"
"Nah, itu dia kaka aku ka Aya!" Senangnya Aya yang sedang memakan lollipopnya dan segera menghampiri laki laki yang dipanggilnya kaka.
Aya mengirutkan alisnya. ALDI.
"Ka Aldi, aku dikasih permen loh sama kaka itu, nama aku juga sama, sama kaka itu tuh"
Aldi berjalan menghampiri Aya.
"Oiya, aku lupa, nama adek kamu kan Aya, nama cewe rese itu juga Aya kan?" Sahut Rizki
"Iya ya, kok bisa samaan begitu?"
Aldi pun juga baru sadar bahwa nama adiknya sama dengan nama gadis yang lagi duduk di hadapannya ini, AYA.
"Aya, makasih ya, kamu udah jaga adek aku"
"Iya"
"Yaudah aku pulang dulu" Kata Aldi
"Eh ka Aldi, mau kemana? Ka Ayanya kan sendirian, udah diajak pulang bareng kita aja, lagian aku juga mau pulang bareng sama ka Aya" Pinta Aya
"Aya, kamu mau pulang bareng?" Tanya Aldi dengan malas.
"Gausah deh ya, kayanya repot"
"Gapapa ka Aya, temenin aku juga"
"Okay"
Aldi dan Aya sama sama bergumam "Satu mobil sama musuh bebuyutan, berasa kaya dapet bencana alam"
Sedangkan Ubay dan Rizki pulang dengan kendaraan masing masing.
"Oh, Ka Aya tinggal disini? Kalo aku tinggal tinggal di komplek sebelah ka, nomor G12, mmmh kaka nomor H12, wah nomor rumah kita sama ka" Girang Aya.
Aya seperti melihat dirinya dulu, kecil polos, hiperaktif, persis seperti Aya yang dihadapannya sekarang. Aya semakin rindu dengan Ibunya, namun semakin rindu itu ia rasakan semakin sakit pula hatinya.
"Yaudah Aya, kaka pulang dulu ya, besok kan bisa ketemu lagi, kalo ga Aya boleh maen kesini ko"
"Asiik, iya ka, dadaa kaka"
Aldi yang melihat keceriaan Aya yang baru saja bertemu Aya, sangat bahagia, sejak orangtuanya mulai sibuk, Aya semakin murung, Aya pun sering menangis merindukan orangtuanya. Rifaldi Angesti dan Rayanggita Angesti, mereka tak akan pernah berpisah.
***
Teror itu datang lagi menimpa keluarga Indri. Kali ini jendela rumahnya dilempari sebuah koper yang berisi sebuah gambar anak kecil yang menggandeng tangan ibunya, namun anehnya di leher ibu itu digambar tali yang mengikat leher ibu tersebut. Lalu ada sebuah tali tambang dalam koper itu. Mamah Indri menemukan sebuah surat.
"Tali itu aku kasih buat kamu, kamu harus mati!! mati! Kamu bisa milih, mau mati dengan tali itu, atau mau mati ditanganku?" LISA.
Indri menangis membacanya, ada apa dengan Ibunya? Kenapa tiba tiba seperti ini?
Malam itu, Indri mengajak mamahnya minum teh.
"Mah, apa ada sesuatu yang aku ga tau?"
"Ga ada sayang"
"Mamah boong"
"Ciyus"
"Iiih Mamah!"
Mamahnya hanya menarik nafas panjang dan seperti berfikir. Ada apa dengan semua ini?
***
Aya dan Aya semakin dekat, sering bermain bersama, joging bersama, makan bersama, dan itu juga berimbas pada hubungan 'musuh bebuyutan' antara Aldi dan Aya. Mereka seperti luluh akan kehadiran Aya, mereka sering mengobrol, berdiskusi, berbelanja dan banyak lagi. Ga ketinggalan mereka juga sempat Photobox bertiga
Suatu malam..
"Kok kamu jadi sering jalan sama si Aya itu sih ?" Tanya Angela cewe yang suka sama Aldi
"Ga kok, cuma Aya adek aku deket sama dia, lagi pula rumah kita cuma beda blok doang, ya maklum aja aku sering maen ke rumah dia, santai. Aku ga punya perasaan apa apa kok" Tukas Aldi
"Iya, sekarangya, ga tau ntar ntarnya mah"
"Kok jadi kamu yang sewot sih Angel?"
"Yaiyalah"
"Ya, motif sewot kamu tuh apa?"
"Aldi, Aku tuh suka sama kamu sejak kita satu SMA, Aku sayang sama kamu, Aku ngasih perhatian lebih ke kamu. Tapi, Apa? Kamu sama sekali ga respet" Aldi shock dengan pengakuan Angel barusan
Sebelum Aldi menjawab Angel, Aldi mendengar suara minta tolong, dia mengenal suara itu. Aldi langsung keluar dari mobil dan mencari dari mana asal suara tersebut.
Ternyata benar apa yang ia perkirakan. Suara itu Aya, Aya ketakutan, raut wajahnya shock, saat itu hujan deras, jadi Aldi berniat membawa Aya pulang, Aya ketakutan, dia menggigil kedinginan dan sempat menolak pertolongan Aldi.
"Siapa kamu? Engga Aku ga mau diperkosa, pergi kamu pergii!!"
"Aya, Aya ini aku Aldi, Aldiii.." Mata Aya langsung menatap ke arah Aldi, dan spontan Aya memeluknya.
"Aldi, aku takuuut, takut!"
"Iya, ayo pulang yah, kita pulang" Angel yang melihat kejadian itu semakin panas.
"Angel tolong bukain pintu belakang" Pinta Aldi
Aya, Aldi dan Angel pulang bersama.
"Loh Al, katanya mau nganter aku ke rumah? kok belok kanan? Rumah aku kan belok kiri, apa kamu lupa?"
"Engga, aku mau ngurus Aya dulu, baru nganter kamu pulang gapapa kan?" Kesalnya Angela bukan main.
Aya di gendong Aldi ke dalam rumah, di situ Angel merasa bahwa Aldi menghafal semua letak barang barang di rumah Aya. setau Angel, Aya itu tinggal sendirian. Apa mungkin Aldi tinggal satu rumah dengan Aya? Angela langsung membuang pikirannya itu jauh jauh.
Aya sudah mengganti bajunya yang basah, Aldi segera mengkompres dahi Aya yang sekarang sedang tiduran di sofa, dihadapannya. Aldi menggenggam erat tangan Aya, genggamannya seperti mengisyaratkan bahwa ia tak akan membiarkan Aya terluka, menjaga Aya sebisa mungkin.
"Al.."
"Heem"
"Jangan tinggalin aku sendirian malem ini'
"Iya, lagipula Aya juga lagi nginep di rumah nenek, dia juga nitip salam buat kamu" Aya tersenyum mendengar Aldi bisa menemaninya malam ini.
Dan, Angela masih duduk di tangga menunggu Aldi turun.
Aya sudah terlelap, Aldi merapikan rambut Aya dan melepaskan genggamannya. Jam menunjukkan pukul 22:00 WIB, dan Angela masih setia duduk menunggu.
"Angela? Kamu masih disini?"
"Iya"
"Aku kiira kamu udah pulang?"
"Kamu katanya nganter aku?"
"Kayanya engga bisa deh, Aku ga bisa ninggalin Aya sendirian, gimana kalo aku cariin taksi aja? Aku yang bayar deh?" Aldi langsung keluar dari rumah, dan menghentikan sebuah taksi. Angela pun masuk dengan emosi. Taksi itu pergi sebelum Aldi memberikan uangnya. Iya Angela ngambek.
Aldi memindahkan Aya ke kamarnya, Aldi juga tetap setia menjaga Aya, dia duduk di kursi yang berada di dalam kamar Aya. Kursi yang sering Aya pakai, Aldi pun terlelap.
"Heh putri kebo! Banguun, udah siang loh!" Aya membuka matanya pelan pelan.
"Loh, Aldi? Kamu kok?"
"Plis deh, ga usah pura pura lupa, tadi malem aku ngangkat kamu berat banget tauk, kamunya sih, pake acara ketiduran di sofa segala" Ocehan Aldi pagi itu membuat Aya menyunggingkan senyumnya.
"Tuh kamu dapet cahaya ilahi dari Allah" Aldi membuka tirai jendela kamar Aya.
"Hahahahaha cahaya ilahi? Dasar semprul" Aldi senang melihat Aya tertawa, entah apa yang membuatnya senang, yang pasti. Dia menyukai Aya yang tertawa karnanya.
"Sana geh, ke dapur, ak udah bikin sarapan loh"
"Emang bisa dimakan?"
"Yee jangan salah ya!"
Aldi dan Aya sarapan bersama.
"Kalian berdua kok?" Suara Indri mengagetkan mereka.
Indri adalah orang yang mempunyai kunci cadangan rumah Aya, dia adalah satu satunya orang yang diperbolehkan Aya untuk bebas bolak balik rumahnya.
"Selamat pagi Indri"
"Eh, iya selamat pagi ka Aldi"
"Ayo duduk sini, sarapan bareng kita" Ajak Aya yang segera mendorong punggung Indri untuk duduk di sampingnya.
"Plis, jangan beranggapan yang engga engga dulu ya, aku sama ka Aldi ga ada apa apa Ind, cuma solida antar tetangga aja"
"Nah bener tuh" Sambung Aldi
"Kalo ada apa apa juga gapapa kok" Kata Indri
"Apaan sih kamu Ind?"
"Udah geh Ay, kalo kamu akhirnya akur sama ka Aldi kan berarti itu kabar baik, apalagi kalo sampe jadian"
"Omaigat! Indri!! Aku mau bacok kamu kalo kamu ga cepet cepet naek ke atas! Sana naek"
"Iya, yaelah tau aku juga, ngerti..kalian ga mau diganggu kan? Ciyeee" Indri ngacir sebelum ditabok Aya.
***
"Ind, mamah kamu nelfon" Sahut Aldi
"Hallo? Iya mah?"
"Oh, tadi cowo barunya Aya mah, biasa kaka kelas" Sepertinya Mamah Indri menanyakan laki laki yang menjawab telefonnya.
***
"Aya! Kamu udah selesai belom?"
"Iya bentar lagi" Aldi dan Aya akan pergi dating satnite.
"Sama aku aja, dandannya lama banget"
"Idiih GR"
"Terus buat siapa coba?"
"Buat cowo ganteng lewat mungkin aja ada yang mau"
"Aku mau kamu dandan buat aku doang"
"Loh?"
"Iya, aku ga mau bagi bagi sama cowo laen, kalo ada cowo laen yang mau deketin kamu juga ga bakal aku biyarin"
Malam itu, Aldi memberikan banyak kejutan untuk Aya, dari nonton konser Bullet for my valentine bareng, nonton bioskop bareng, sama dansa di ice skating bareng. Maklum, mereka bukan orang yang suka akan hal romantis. Di gedung bioskop satu hal menarik terjadi, Aldi menghilang.
"Al..Aldi? Aldi??"
"Aku suka sama kamu, aku sayang sama kamu, kamu bagian dari sweet memoriesku, would you be mine? Aya? with love from Aldi" Suara dari bagian inform itu membaut semua orang berhenti, diam terpaku.
"Kalo kamu sayang sama aku, aku tunggu kamu di taman belakang gedung bioskop" Inform itu menambahkan
Wajah Aya memerah, dia pergi segera lari menuju suatu tempat. Iya, taman belakang gedung bioskop.
Aldi sudah menunggunya disana, sesaat kemudian Aldi dan Aya berpegangan tangan.
"Secondly, Would you be my girlfriend?"
Tak disangka semua orang melihat mereka, melihat aksi Aldi menembak Aya dengan banyak lampion.
"Trima, trima, trima, trima" Sorak soray semua orang
"Yes, I wanna be your girlfriend" Aldi segera memeluk Aya
Semua orang pun ikut berbahagia, ada yang menangis terharu, ada yang berpelukan dengan pasangannya, semua orang merasakan apa yang dirasakan Aldi dan Aya 'Bahagia'
Malam itu, Aldi dan Aya pulang dengan sedikit malu malu, mereka terkadang terkekeh sendiri, senyum senyum sendiri. Aneh. Fallin in love.
***
"Al, kamu ada dimana?" Tanya Rizki
"Rumah, emang kenapa?"
"Cepetan ke RS Sumber Kasih, ada yang nunggu kamu"
"Siapa yang sakit?"
"Pokoknya cepetan dateng"
Aldi mengajak Aya ke RS, mereka segera mencari Rizki. Rizki berdiri di depan kamar ICU nomor 18
"Masuk geh" Suruh Rizki
"Ayo Aya" Ajak Aldi
"Ga usah, biar Aya sama aku aja" Kata Rizki
Aldi pun masuk ke ruang ICU, dia melihat Angela.
"Gara gara kamu, Angela jadi kaya gini, semuanya gara gara kamu! Kalo kamu ga dateng di kehidupan Aldi, Angela ga bakal hilang ingatan!! Dasar cewe picik"
"Ka, apa maksud kaka"
"Aku sayang sama Angela, aku pengen liat dia bahagia, aku tau dia bahagia kalo ada Aldi, Tapi. Semenjak kamu ada Aldi jauh dari Angela, dia sedih, aku juga sedih, kamu ngerebut kebahagiaan Angela"
Aya nangis, dia ga nyangka ka Rizki tega mengatakan hal itu sama dia.
***
"Aldi?" Sambut Angela senang, Aldi hanya diam saja dipeluk Angela
"Aldi, papah aku mau ngobrol sama kamu katanya, mungkin mau nentuin hari pertunangan kita, padahal kan kita kemaren baru aja jadian ya sayang"
"Nak Aldi, maaf kalo merepotkan kamu. Tapi, saya mohon, anak saya Angela sedang hilang ingatan, dia sedang menuruti hayalannya, dia hanya ingat kamu nak, dia ga inget sama orang lain, kecuali kamu" Dada Aldi sesak mendengarnya, dengan kata lain, Aldi diminta untuk menjadi pacar Angela dan meninggalkan Aya.
Aya mendengar hal itu, dia sekarang sudah ada di dalam ruang ICU Angela.
"Hai, Angela! Selamat pagi. Gimana kabar?" Sapa Aya
"Baik, siapa kamu?"
"Kenalin, aku Aya, aku temen kamu, mungkin kamu ga inget" Aya menahan tangisnya, dia juga sedikit bahagia. Setidaknya Angela tidak membencinya.
Aldi menarik Aya keluar ruangan.
"Apa apaan kamu?" Aya hanya tersenyum.
"Aya, Aku tanya apa apaan kamu tadi?"
"Kamu harus sama Angela, nemenin Angela, ada buat dia, selalu disisinya, aku relain kamu Al"
"Aya, jangan bertindak bodoh, aku ga bakal ninggalin kamu"
"Harus"
"Aya?"
"Aldi!"
"Jangan kaya anak kecil deh"
"Ini saatnya kamu jadi orang dewasa Al"
"Bullshit" Aldi memeluk Aya erat, Aya juga menangis dalam pelukan Aldi
Indri melihat kejadian itu, dia kesal sahabatnya menangis, Indri segera mencari Rizki.
"Heh Kambing!"
"Kamu ngomong sama aku?"
"Ama tembok! Yaiyalah sama kaka!"
"Apa?"
"Seenaknya aja kamu ya nyuruh ka Aldi sama Aya putus, sembarangan banget tuh bacot ngomong, dijaga dong ka! Kalo perlu lakbanin tuh bacot, biar ga kebanyakan neko neko!"
"Heh, kamu itu masih anak baru, baru 1 semester aja kamu udah belagu sama kaka kelas, mau jadi apa kamu"
"Loh, kaka ngaca dong! Kamu tuh ka, ga lebih dari cowo yang ga berguna"
"Izzatul Indriyani!"
"Kenapa? Aku ga salah kan ka? Kamu bilang kamu sayang sama Angela, kamu bilang kamu mau ngeliat Angela bahagia, huh? Kamu terlalu baik ka jadi cowo! Liatin Angela sekarang? Inget kamu ga ka? Engga kan? Inget jasa kamu yang udah bikin ka Aldi sama Angela deket ga? Engga kan? Sekecil memori pun Angela ga inget tentang kaka! Naif kamu ka, masih ngaku jadi cowo yang baik?" Indri ninggalin Rizki sendiri di lobi.
Aya ditawari pulang oleh Ubay, Aya nolak, dia lebih memilih jalan kaki sendirian sampai rumah. Indri mengikutinya dari belakang, dia merasa kasihan dengan sahabatnya yang satu ini, baru kali ini Indri ngeliat Aya sesedih itu.
***
1minggu kemudian, Aldi masih tetap menjadi pacar Angela, dengan santainya Angela menyapa Aya yang sedang duduk di taman.
"Aya!"
"Hei, Angela"
Aldi menggandeng tangan Angela erat, Aya melihatnya, dadanya sakit, nafasnya tercekat, dia merindukan Aldi.
Aya bergegas pulang, dan menemukan Aya sedang berdiri di depan rumahnya denga sesekali membunyikan bell pintu.
"Aya?"
"Ka Aya?" Aya langsung memeluk Aya
"Kamu kemana aja sayang?"
"Aku tinggal di rumah nenek ka, kan liburan sekolah"
"Kenapa kamu ga liburan bareng kaka aja?"
"Lain kali deh"
"Jalan jalan yuk"
"Kemana?"
"Anter kaka aja" Aya membawa Aya ke komplek pemakaman.
"Kaka kenapa ngajakin aku kesini?"
"Kaka, mau ngenalin kamu sama Ibu kaka" Aya melongo Aya mengatakan hal itu.
"Ibu, ini Aya. Mirip denganku kan bu? Matanya, senyumnya? Miripkan? Menurutku mirip, Gimana menurut Ibu?" Aya hanya melihat sedih ke arah Aya.
"Kami sama sama dipanggil Aya" Aya mulai terisak
"I..bu, aku kangen Ibu" Aya memeluk Aya yang sedang menangis
"Aku, akan selesaikan ini semua!" Batin Aya.
"Ka, kaka tau ga? Aku bakalan nemenin Ibu kaka?"
"Kamu ngomong apa Aya?"
"Aku bentar lagi nyusul Ibu kaka, Aku punya kanker otak stadium ahir, aku sengaja ga ngasih tau ka Aldi, aku takut bikin dia ga konsentrasi belajar, cuma nenek sama ka Aya yang tau, orangtua kau juga ga tau, aku ga pengen ada yang nangis pas pemakaman aku, aku mau dimakamin sebelah makam ibu kaka boleh ga?" Aya langsung memeluk Aya.
"Aya, kaka ga bakalan ngebiarin kamu pergi ninggalin kaka, kaka ga punya siapa siapa Aya!"
Benar saja, 3 hari kemudian Aya masuk RS, dia dinyatakan koma oleh dokter, sempat terjadi pertengkaran antara Aldi dan orangtuanya.
"Aya, sekarang udah jam 21:00, waktunya tidur ya.." Ajak Aya, Aya masih tak sadarkan diri
Aya menyanyikan lagu bunda untuk Aya, saat lagu itu berahir Aya sempat meneteskan air mata, dan Aya ahirnya terlelap untuk selama lamanya.
Aya dimakamkan di sebelah makam Ibu Aya, seperti apa yang diminta Aya, ga ada yang boleh nangis dipemaakamannya.
Aya shock, dia pingsan, dan di gendong oleh Aldi, Angela sontak melihatnya dan tiba tiba memori ingatannya kembali, saat Aldi menggendong Aya malam itu. Angela sedikit demi sedikit mengingat semuanya, ia ingat pertengkarannya dengan Aldi, ia mengingat Rizki, ia ingat Aya, ia ingat semuanya.
***
Angela memutuskan untuk memulai dari awal, ia mulai membuka hatinya untuk Rizki, dan Ubay jadian sama Indri. Aldi? Aya?
***
Kelaurga Indri mendapat kiriman pos yang isinya teka teki berbentuk sebuah gedung, dan setelah disusun, gedung itu ternyata sebuah apartemen di jogja, apartemen Inbien nomor 24 itu ada sebercak darah. Apa maksud semua ini? Batin Indri.
Disaat yang bersamaan, bisnis keluarga Indri hancur, penagih hutang terus menerus mendatangi rumah Indri, Ayah Indri kalah saing dengan perusahaan temannya, dari dulu temannya itu memang ga suka dengan keluarga Indri, bahkan dari orangtua Indri masih muda. Indri yakin selama ini yang meneror mereka adalah teman Ayahnya.
***
Aya seperti memikirkan sesuatu.
***
Malam itu Mamah Indri, Lisa diculik oleh orang yang menggunaka topeng hitam dan mengaku dia bernama WHO. WHO meninggalkan sebuah surat dan setangkai mawar.
Aku WHO, aku akan membunuh Ibumu malam ini juga! Sebagai hadiah, aku kasih bunga mawar itu buat kamu, jangan sedih ya.
Indri yang membaca surat itu gemetar hebat, dia langsung mendapat telefon dari orang tidak dikenal.
"Aku menunggu kamu, buat liat Lisa mati di tangan aku, ayo dateng ke gedung apartemen Inbien nomor 24" Indri segera menelefon Ayahnya. Mereka segera bergegas menuju tempat yang dimaksud.
***
Sementara itu, Ayah angkat Aya dari Jakarta tiba tiba saja menemui Aldi.
***
Di gedung Inbien nomor 24...
"Lisa lisa lisa, bagaimana kabarmu sekarang? Ingat aku?"
"Aya!?"
"Rayana Zahratu Nisa, adalah nama yang ibu kasih ke aku! Kamu cuma tau nama aku Julie Gabriella kan? ckckckck, sekarang kamu akan mati didepan anakmu sendiri, seperti kamu ngebunuh ibuku didepan mataku"
"Ga, engga Aya engga!"
"Kamu mungkin udah tau aku yang ngirim semua teror itu ke kamu, kamuny aja yang bandel! Aku suruh kamu cepet mati, kamunya malah mau matinya ditangan aku"
"Teka teki darah itu?"
"Tengkorak yang aku gantung make gaun putih bercak darah itu, lambang ibuku yang kamu bunuh! kamu bunuh ibuku, kamu cekik dia, terus kamu bikin seakan akan dia bunuh diri, padahal kamu ga tau ada saksi mata yang akan ngebunuh kamu juga! Oiya teka teki itu, coba ingat ingat huruf yang hilang dalam susunan tombol qwerty itu"
"RIFA"
"Yup! Kamu benar Lisa, huruf yang hilang itu RIFA, nama ibuku, dan tempat kamu ngebunuh dia itu disini tepat dimana kamu berdiri. Kamu ngebunuh ibuku disaat dia sedang mengenang pernikahannya yang kamu rusak, ibu sedang memakai gaun pengantin! Tapi. Kamu ngotorin baju pengantin itu make ingatan yang ga bisa dihapus dari memori aku" Aya mulai menangis
"Ayah Indri, Ayahku juga! Dia suami Ibuku!! SUAMI IBUKUUU!" Aya menyayat tangan Tante Lisa.
"Kamu ngerebutnya, kamu buat berita seakan akan aku depresi dan ikut bunuh diri bersama ibuku, hanya saja, aku bunuh diri di laut, dan jasad aku ga ditemukan! Aku tau semua kebusukanmu Lisa! AKU TAAU!!!"
Pintu apartemen 24 didobrak, ada Ayah angkat Aya, Indri dan Ayahnya, dan ada Aldi juga.
"Kenapa kamu kaya gini julie?" Tanya Ayah angkat Aya, Ayah Indri langsung menoleh
"Papah, aku ga mau liat dia seneng, aku benci sama dia, aku mau dia mati kaya dia ngebunuh ibu pah" Tangis Aya pecah. Ayah Indri sedikit berfikir
"Julie? Julie Gabriella? Puteri Ayah? Nak ini Ayah naak" Haru Ayah Indri, dan Indri mulai mengerti semuanya
"Aya, Mamahku juga mamah kamu! Jangan sakiti dia Ay, aku sayang kamu, kaka! Aku sayang kamu, ayo kita buat keluarga baru" Indri menangis
"Engga, enggaaaaaaaaa"
"Aya, aku udah kehilangan Aya satu kali, aku ga mau kehilangan Ayaku lagi! Aya aku mohon lepasin tante Lisa" Pinta Aldi
"Okay, aku lepasin dia!" Aya melepaskan Tante Lisa, sekarang pisau yang ia pegang berganti dengan pistol.
"Ayah, aku mau ayah percaya bahwa puteri ayah masih hidup, aku ada ayah! Aku ada dihadapan ayah"
"Iya nak, ayah percaya"
"Aldi, makasih buat semuanya, Papah maafin aku, Ayah aku titip Indri, Indri jagain ayah kita baik baik ya"
"Aku nglakuin ini buat Ibu, cinta Aya buat ibu, Aya mau nyusul ibu, Aya sayang ibu, selamat tiggal" Aya menembakkan pistol ke kepalanya, polisi datang terlambat, darah keluar dari kepala Aya, semuanya menangis, Aya tewas di tempat, dan Tante Lisa di bekuk polisi.
Jasad Aya ahirnya dikebumikan disamping ibunya.
Sebelumnya, Aya mengiirmkan vidoe kepada Ayah angkatnya, tentang maksud awal dia memutuskan untuk pulang ke jogja, 3 tahun di Rusia selain untuk bersekolah, Aya juga mencari informasi tentang kematian ibunya, dan menyusun rencananya matang matang. Aya meminta maaf kepada Ayah angkatnya itu karena telah membuatnya kecewa
***
Semuanya memulai tanpa hadirnya Aya lagi, semua merindukan sosok Aya, apalagi Aldi yang kehilangan 2 Aya dalam hidupnya.
Ayah dan Indri masih sering menengok tante Lisa di penjara, Aldi sering ke makam 2 Ayanya, dan Ayah angkat Aya masih akan selalu merindukan Aya.
**END
"Ayaaa!! Kamu kemana aja sih?" Teriak Indri kepada sahabatnya yang baru saja datang.
"Ngebo!"
"Yaelah, kamu ngebo mulu dih, mana tampilan kamu biasa aja lagi?"
"Ya teruus?"
Pagi ini Aya hanya menggunakan tank top putih bermotiv, dengan kardigan coklat muda dan syal yang berwarna sepadan, Aya bukan tipikal gadis yang menyukai rok pendek, dia lebih menyukai jeans katun, sama seperti pagi ini, Aya menggunakan jeans abu abunya dan memakai sepatu kets warna putih, dengan rambut di kuncir ala ekor kuda, simple tapi tetap cantik.
"Ayo semuanya kumpul, merapaat!" Teriak seorang kaka kelas
"Heh, kamu tank top putih!" Teriak seorang kaka kelas laki laki pada Aya
"Siapa? Aku?"
"Terus siapa lagi yang make tank top?"
"Kenapa ka?"
"Kamu ngapain bawa perabotan rombeng kaya gitu?"
"Bukannya kaka yang suruh bawa?"
"Hei guys! Aku nyuruh bawa perabotan kaya gini tuh pas kapan sih?"
Semua orang tertawa terkekeh. Aya masih ga ngerti.
"Siapa nama kamu?"
"Aya"
"Okay! Aya, lain kali otak kamu dipake ya, aku nyuruh bawa kaya ginian tuh pas hari pertama, dan kamu tau, ini hari terakhir OSPEK AYA!"
Iya, Aya ga sadar kalau ternyata dia bolos ospek 4 hari, waw, Aya malu setengah mati.
"Jadi, ketauan ya bolos OSPEK nya?"
"Tapi kan ka.."
"Sekarang kamu dihukum, nyari dan minta semua tanda tangan kaka kaka yang nge OSPEK, semuanya!"
"Sekarang?"
"Taon gajah ntar!! Ya sekarang lah"
Interesting, Aya benci dibentak.
"Heh kambing, kamu kalo ngomong jangan asal ya semprul, ga usah sok sok an keren deh, belagu kamu baru jadi anggota OSPEK aja songong, ga usah ngebentak ya, asal kamu tau, aku paling benci dibentak, kamu siapa? orangtua aku aja ga pernah ngebentak kok! Pake otak kamu, diajarin sopan santun ga?" Plaaakk..sebuah tamparan nyasar di pipi kaka kelas itu. Dan Aya beranjak pergi, namun dia balik lagi
"Oiya, semua tanda tangan ya? sekarang? Okay ga masalah!" Aya ngacir lagi.
Sontak kejadian tadi membuat semuanya melongo, ga cuma kaka kaka kelas, tapi semua anak anak yang di OSPEK melongo.
"Apa liat liat? Ubay! Kamu ambil alih" kesal kaka tadi.
"Kamu gapapa di?" Tanya gadis berambut pirang, namanya Angela Hiroyi gadis Indo-Jepang
"Gapapa, cuma sedikit shock aja" Jawab Aldi
"Keren tau, ada yang berani nampar cowo kaya kamu di! Mana anak kemaren sore lagi"
"Asem kamu bay!"
"Heh superman, kok kamu kalah sama anak bau kencur sih?" Tanya Rizki
"Bacot tuh dijaga ki!"
"Canda kali bos"
"Yaudah, aku mau makan siang dulu, laper ah"
"Makan siang, apa mau ngacain tuh bekas tamparan?" Goda Ubay
"Kampreeet" Aldi pun meninggalkan teman temannya
***
"Aduh Aya, keep emosi kamu, mana asal tampar aja lagi, aduh ribet nih masalah" Gumam Aya sendiri.
"Mana tinggal 2 orang lagi nih, satu namanya ka Ubay, satunya lagi namanya ka Aldi, aduh aku ga kenal semuanya.." Saking pusingnya Aya sampai menabrak orang di depannya.
"Aduh"
"Eh, maaf"
"Kamu, yang tadi pagi berani nampar kaka kelas itu kan?" Aya tersenyum sinis karena wajahnya dikenali banyak orang sebagai Sang Penampar.
"Heheh iya ka.."
"Gimana? Udah dapet semua tanda tangannya?"
"Belom ka, tinggal ka Ubay sama ka Aldi"
"Oh, aku Ubay"
"Yaudah kaka ayo tanda tangan" Ubay menandatangani kertas milik Aya
"Oiya ka, kalo boleh tau ka Aldi tuh yang mana ya?"
"Ya, yang tadi pagi kamu tampar, dia ketua OSPEK tahun ini.." Aya shock mendengar penjelasan Ubay.
"Tuh orangnya lagi maen basket di lapangan, samperin aja, baik kok orangnya, cuma pura pura galak aja"
"Ya..yaudah makasih ka"
Aya berjalan menuju lapangan basket, dia melihat Aldi yang sedang bermain dengan teman temannya. semua temannya kalah.
Aya mendekati Aldi, tepat dihadapan Aldi.
"Kamu?"
"Ka! Tanding basket yu?"
"Apa? kamu?"
"Iya, terus siapa lagi?"
"Mau apa kamu?"
"Kalo aku menang, kaka harus tanda tangan di kertas aku, kalo kaka yang menang, aku bisa jadi pembantu kaka selama 1minggu, gimana? tawarannya cukup menarik kan?"
"Okay, deal"
Dari awal ronde pertama, Aya selalu menang, ahirnya di ronde terahir, Aya membuat Aldi menyerah. Tepat bertekuk lutut di hadapan Aya.
"Tanda tangan ka" Aldi menandatangani kertas itu, dan mengembalikannya kepada Aya.
Dengan jailnya aya mengeluarkan handphonenya dan berfoto dengan Aldi yang kelelahan.
Aya berjalan keluar dari lapangan basket, dan disambut tepuk tangan riuh dari semua penonton.
"Aldi, kamu gapapa?" Tanya Ubay
"Gila tuh cewe"
"Kamu kayanya punya dendam kesumat ya sama anak baru itu?"
"Gedek aku, mau tak masukin got anak itu tuh"
"Heh, udah ah!"
Aldi berjalan menuju kantin bersama Ubay.
"Gila kamu Aya! Hari ini kamu udah 2 kali ngalahin ka Aldi, mampus dia biar tau rasa. Tapi, dia lumayan cakep tau Ay, kamu ga suka sama dia? banyak yang naksir loh..." Kata Indri
"Ga addict ama cowo begituan mah"
"Ah awas kamu ketelen omongan sendiri" Mereka baru pulang ngampus, setelah makan siang di warung nasi goreng Bu Mimin.
***
"Bu, tungguin aku ya, bentar lagi aku pulang ko" Gumam Aya di depan foto Ibunya yang dipasang diatas meja belajarnya.
***
Malam itu, di rumah Indri, suasananya berbeda dari biasanya, Listrik rumahnya mati, padahal listrik tetangga tetangganya tidak.
"Mah, kenapa listriknya mati sendiri? Perasaan punya yang laen ga pada mati tuh"
"Loh? Mamah kira semuanya ?"
Tiba tiba, seorang pembantu Indri berteriak histeris. Indri dan Mamahnya segera berlari menuju sumber teriakan.
"Kenapa Bi Imah?"
"Nyonyaa.."
Indri dan Mamahnya melihat ke arah yang disinari lampu senter oleh Bi Imah. Ternyata ada tengkorak yang digantung, dalam posisi gantung diri. Listrik rumah itu pun menyala.
Indri dan Mamahnya belum selesai, mereka dikagetkan lagi oleh tulisan yang berada di dinding, tulisan itu adalah "QWETYUOPSDGHJKLZXCVBNM" dan ditulis menggunakan darah.
Tengkorak itu juga menggunakan gaun warna putih yang penuh bercak darah.
"Mamah! Pertanda apa ini mah?" Indri ketakutan dan memeluk mamahnya.
"Bi Imah, cepat lapor polisi, telefon Bapak juga" Bi Imah segera melapor ke polisi setempat.
Malam itu juga, polisi langsung memeriksa barang bukti. Ayah Indri juga langsung pulang dari dinas luar kotanya.
"Ibu Lisa, apa keluarga anda pernah punya masalah dengan orang lain?"
"Sepertinya engga pak, emang kenapa?"
"Karena motif dari kejahatan ini adalah teror"
"Teror?" Kaget Ayah Indri
"Iya, semua barang bukti menunjukkan tindakan terorisme individual, yang beralasan balas dendam, mungkin Ibu atau Bapak dulu pernah punya masalah atau sesuatu yag menyebabkan seseorang sakit hati pada anda?"
"Entahlah pak, saya rasa ga ada" Tukas Ayah Indri
"Baiklah, Yasudah pak, kami akan memeriksa dan menyeledikinya, kami pamit,nanti kami akan beri kabar setiap ada perkembangan penyelidikan"
Indri pun malam itu tak bisa tidur.
***
"Loh, In, Kok kamu pucet gitu sih?" Tanya Aya
"Ga kok gapapa"
Aya cukup hawatir akan keadaan Indri, mungkin ia baru mengenal Indri sejak ia pindah ke Jogja, meski begitu, Indri selalu ada untuknya, jadi mereka cepat akrab dan menjadi sahabat.
"Yaudah, aku masuk dulu ya, ada jamnya dosen killer nih" Canda Indri.
Tiba tiba, Aya melihat gadis kecil yang mengintip dari balik pohon.
"Hai de, kamu lagi apa disitu? Mau ngintipin siapa sih?" Gadis kecil itu segera menyelinap lagi.
"De, kaka ga gigit ko, kenalan yuk, kaka punya permen lollipop banyak"
"Kaka mau temenan sama aku?" Tanya gadis kecil itu, masih di belakang pohon.
"Kenapa engga?" Beberapa detik kemudian, gadis kecil itu keluar dari balik pohon. Dan segera menghampiri Aya, dan duduk manis di sampingnya.
"Hallo, namaku Aya, kamu siapa?"
"Aku juga Aya" Kata gadis kecil itu tadi
"Oya? Aku Rayana Zahratu Nisa? Kamu?"
"Rayanggita Angesti."
"Angesti? Kaya kenal" Gumam Aya
"Kamu lagi ngapain disini Aya?" Tanya Aya
"Aku lagi nunggu kaka aku"
"Emang siapa kaka kamu?"
"Nah, itu dia kaka aku ka Aya!" Senangnya Aya yang sedang memakan lollipopnya dan segera menghampiri laki laki yang dipanggilnya kaka.
Aya mengirutkan alisnya. ALDI.
"Ka Aldi, aku dikasih permen loh sama kaka itu, nama aku juga sama, sama kaka itu tuh"
Aldi berjalan menghampiri Aya.
"Oiya, aku lupa, nama adek kamu kan Aya, nama cewe rese itu juga Aya kan?" Sahut Rizki
"Iya ya, kok bisa samaan begitu?"
Aldi pun juga baru sadar bahwa nama adiknya sama dengan nama gadis yang lagi duduk di hadapannya ini, AYA.
"Aya, makasih ya, kamu udah jaga adek aku"
"Iya"
"Yaudah aku pulang dulu" Kata Aldi
"Eh ka Aldi, mau kemana? Ka Ayanya kan sendirian, udah diajak pulang bareng kita aja, lagian aku juga mau pulang bareng sama ka Aya" Pinta Aya
"Aya, kamu mau pulang bareng?" Tanya Aldi dengan malas.
"Gausah deh ya, kayanya repot"
"Gapapa ka Aya, temenin aku juga"
"Okay"
Aldi dan Aya sama sama bergumam "Satu mobil sama musuh bebuyutan, berasa kaya dapet bencana alam"
Sedangkan Ubay dan Rizki pulang dengan kendaraan masing masing.
"Oh, Ka Aya tinggal disini? Kalo aku tinggal tinggal di komplek sebelah ka, nomor G12, mmmh kaka nomor H12, wah nomor rumah kita sama ka" Girang Aya.
Aya seperti melihat dirinya dulu, kecil polos, hiperaktif, persis seperti Aya yang dihadapannya sekarang. Aya semakin rindu dengan Ibunya, namun semakin rindu itu ia rasakan semakin sakit pula hatinya.
"Yaudah Aya, kaka pulang dulu ya, besok kan bisa ketemu lagi, kalo ga Aya boleh maen kesini ko"
"Asiik, iya ka, dadaa kaka"
Aldi yang melihat keceriaan Aya yang baru saja bertemu Aya, sangat bahagia, sejak orangtuanya mulai sibuk, Aya semakin murung, Aya pun sering menangis merindukan orangtuanya. Rifaldi Angesti dan Rayanggita Angesti, mereka tak akan pernah berpisah.
***
Teror itu datang lagi menimpa keluarga Indri. Kali ini jendela rumahnya dilempari sebuah koper yang berisi sebuah gambar anak kecil yang menggandeng tangan ibunya, namun anehnya di leher ibu itu digambar tali yang mengikat leher ibu tersebut. Lalu ada sebuah tali tambang dalam koper itu. Mamah Indri menemukan sebuah surat.
"Tali itu aku kasih buat kamu, kamu harus mati!! mati! Kamu bisa milih, mau mati dengan tali itu, atau mau mati ditanganku?" LISA.
Indri menangis membacanya, ada apa dengan Ibunya? Kenapa tiba tiba seperti ini?
Malam itu, Indri mengajak mamahnya minum teh.
"Mah, apa ada sesuatu yang aku ga tau?"
"Ga ada sayang"
"Mamah boong"
"Ciyus"
"Iiih Mamah!"
Mamahnya hanya menarik nafas panjang dan seperti berfikir. Ada apa dengan semua ini?
***
Aya dan Aya semakin dekat, sering bermain bersama, joging bersama, makan bersama, dan itu juga berimbas pada hubungan 'musuh bebuyutan' antara Aldi dan Aya. Mereka seperti luluh akan kehadiran Aya, mereka sering mengobrol, berdiskusi, berbelanja dan banyak lagi. Ga ketinggalan mereka juga sempat Photobox bertiga
Suatu malam..
"Kok kamu jadi sering jalan sama si Aya itu sih ?" Tanya Angela cewe yang suka sama Aldi
"Ga kok, cuma Aya adek aku deket sama dia, lagi pula rumah kita cuma beda blok doang, ya maklum aja aku sering maen ke rumah dia, santai. Aku ga punya perasaan apa apa kok" Tukas Aldi
"Iya, sekarangya, ga tau ntar ntarnya mah"
"Kok jadi kamu yang sewot sih Angel?"
"Yaiyalah"
"Ya, motif sewot kamu tuh apa?"
"Aldi, Aku tuh suka sama kamu sejak kita satu SMA, Aku sayang sama kamu, Aku ngasih perhatian lebih ke kamu. Tapi, Apa? Kamu sama sekali ga respet" Aldi shock dengan pengakuan Angel barusan
Sebelum Aldi menjawab Angel, Aldi mendengar suara minta tolong, dia mengenal suara itu. Aldi langsung keluar dari mobil dan mencari dari mana asal suara tersebut.
Ternyata benar apa yang ia perkirakan. Suara itu Aya, Aya ketakutan, raut wajahnya shock, saat itu hujan deras, jadi Aldi berniat membawa Aya pulang, Aya ketakutan, dia menggigil kedinginan dan sempat menolak pertolongan Aldi.
"Siapa kamu? Engga Aku ga mau diperkosa, pergi kamu pergii!!"
"Aya, Aya ini aku Aldi, Aldiii.." Mata Aya langsung menatap ke arah Aldi, dan spontan Aya memeluknya.
"Aldi, aku takuuut, takut!"
"Iya, ayo pulang yah, kita pulang" Angel yang melihat kejadian itu semakin panas.
"Angel tolong bukain pintu belakang" Pinta Aldi
Aya, Aldi dan Angel pulang bersama.
"Loh Al, katanya mau nganter aku ke rumah? kok belok kanan? Rumah aku kan belok kiri, apa kamu lupa?"
"Engga, aku mau ngurus Aya dulu, baru nganter kamu pulang gapapa kan?" Kesalnya Angela bukan main.
Aya di gendong Aldi ke dalam rumah, di situ Angel merasa bahwa Aldi menghafal semua letak barang barang di rumah Aya. setau Angel, Aya itu tinggal sendirian. Apa mungkin Aldi tinggal satu rumah dengan Aya? Angela langsung membuang pikirannya itu jauh jauh.
Aya sudah mengganti bajunya yang basah, Aldi segera mengkompres dahi Aya yang sekarang sedang tiduran di sofa, dihadapannya. Aldi menggenggam erat tangan Aya, genggamannya seperti mengisyaratkan bahwa ia tak akan membiarkan Aya terluka, menjaga Aya sebisa mungkin.
"Al.."
"Heem"
"Jangan tinggalin aku sendirian malem ini'
"Iya, lagipula Aya juga lagi nginep di rumah nenek, dia juga nitip salam buat kamu" Aya tersenyum mendengar Aldi bisa menemaninya malam ini.
Dan, Angela masih duduk di tangga menunggu Aldi turun.
Aya sudah terlelap, Aldi merapikan rambut Aya dan melepaskan genggamannya. Jam menunjukkan pukul 22:00 WIB, dan Angela masih setia duduk menunggu.
"Angela? Kamu masih disini?"
"Iya"
"Aku kiira kamu udah pulang?"
"Kamu katanya nganter aku?"
"Kayanya engga bisa deh, Aku ga bisa ninggalin Aya sendirian, gimana kalo aku cariin taksi aja? Aku yang bayar deh?" Aldi langsung keluar dari rumah, dan menghentikan sebuah taksi. Angela pun masuk dengan emosi. Taksi itu pergi sebelum Aldi memberikan uangnya. Iya Angela ngambek.
Aldi memindahkan Aya ke kamarnya, Aldi juga tetap setia menjaga Aya, dia duduk di kursi yang berada di dalam kamar Aya. Kursi yang sering Aya pakai, Aldi pun terlelap.
"Heh putri kebo! Banguun, udah siang loh!" Aya membuka matanya pelan pelan.
"Loh, Aldi? Kamu kok?"
"Plis deh, ga usah pura pura lupa, tadi malem aku ngangkat kamu berat banget tauk, kamunya sih, pake acara ketiduran di sofa segala" Ocehan Aldi pagi itu membuat Aya menyunggingkan senyumnya.
"Tuh kamu dapet cahaya ilahi dari Allah" Aldi membuka tirai jendela kamar Aya.
"Hahahahaha cahaya ilahi? Dasar semprul" Aldi senang melihat Aya tertawa, entah apa yang membuatnya senang, yang pasti. Dia menyukai Aya yang tertawa karnanya.
"Sana geh, ke dapur, ak udah bikin sarapan loh"
"Emang bisa dimakan?"
"Yee jangan salah ya!"
Aldi dan Aya sarapan bersama.
"Kalian berdua kok?" Suara Indri mengagetkan mereka.
Indri adalah orang yang mempunyai kunci cadangan rumah Aya, dia adalah satu satunya orang yang diperbolehkan Aya untuk bebas bolak balik rumahnya.
"Selamat pagi Indri"
"Eh, iya selamat pagi ka Aldi"
"Ayo duduk sini, sarapan bareng kita" Ajak Aya yang segera mendorong punggung Indri untuk duduk di sampingnya.
"Plis, jangan beranggapan yang engga engga dulu ya, aku sama ka Aldi ga ada apa apa Ind, cuma solida antar tetangga aja"
"Nah bener tuh" Sambung Aldi
"Kalo ada apa apa juga gapapa kok" Kata Indri
"Apaan sih kamu Ind?"
"Udah geh Ay, kalo kamu akhirnya akur sama ka Aldi kan berarti itu kabar baik, apalagi kalo sampe jadian"
"Omaigat! Indri!! Aku mau bacok kamu kalo kamu ga cepet cepet naek ke atas! Sana naek"
"Iya, yaelah tau aku juga, ngerti..kalian ga mau diganggu kan? Ciyeee" Indri ngacir sebelum ditabok Aya.
***
"Ind, mamah kamu nelfon" Sahut Aldi
"Hallo? Iya mah?"
"Oh, tadi cowo barunya Aya mah, biasa kaka kelas" Sepertinya Mamah Indri menanyakan laki laki yang menjawab telefonnya.
***
"Aya! Kamu udah selesai belom?"
"Iya bentar lagi" Aldi dan Aya akan pergi dating satnite.
"Sama aku aja, dandannya lama banget"
"Idiih GR"
"Terus buat siapa coba?"
"Buat cowo ganteng lewat mungkin aja ada yang mau"
"Aku mau kamu dandan buat aku doang"
"Loh?"
"Iya, aku ga mau bagi bagi sama cowo laen, kalo ada cowo laen yang mau deketin kamu juga ga bakal aku biyarin"
Malam itu, Aldi memberikan banyak kejutan untuk Aya, dari nonton konser Bullet for my valentine bareng, nonton bioskop bareng, sama dansa di ice skating bareng. Maklum, mereka bukan orang yang suka akan hal romantis. Di gedung bioskop satu hal menarik terjadi, Aldi menghilang.
"Al..Aldi? Aldi??"
"Aku suka sama kamu, aku sayang sama kamu, kamu bagian dari sweet memoriesku, would you be mine? Aya? with love from Aldi" Suara dari bagian inform itu membaut semua orang berhenti, diam terpaku.
"Kalo kamu sayang sama aku, aku tunggu kamu di taman belakang gedung bioskop" Inform itu menambahkan
Wajah Aya memerah, dia pergi segera lari menuju suatu tempat. Iya, taman belakang gedung bioskop.
Aldi sudah menunggunya disana, sesaat kemudian Aldi dan Aya berpegangan tangan.
"Secondly, Would you be my girlfriend?"
Tak disangka semua orang melihat mereka, melihat aksi Aldi menembak Aya dengan banyak lampion.
"Trima, trima, trima, trima" Sorak soray semua orang
"Yes, I wanna be your girlfriend" Aldi segera memeluk Aya
Semua orang pun ikut berbahagia, ada yang menangis terharu, ada yang berpelukan dengan pasangannya, semua orang merasakan apa yang dirasakan Aldi dan Aya 'Bahagia'
Malam itu, Aldi dan Aya pulang dengan sedikit malu malu, mereka terkadang terkekeh sendiri, senyum senyum sendiri. Aneh. Fallin in love.
***
"Al, kamu ada dimana?" Tanya Rizki
"Rumah, emang kenapa?"
"Cepetan ke RS Sumber Kasih, ada yang nunggu kamu"
"Siapa yang sakit?"
"Pokoknya cepetan dateng"
Aldi mengajak Aya ke RS, mereka segera mencari Rizki. Rizki berdiri di depan kamar ICU nomor 18
"Masuk geh" Suruh Rizki
"Ayo Aya" Ajak Aldi
"Ga usah, biar Aya sama aku aja" Kata Rizki
Aldi pun masuk ke ruang ICU, dia melihat Angela.
"Gara gara kamu, Angela jadi kaya gini, semuanya gara gara kamu! Kalo kamu ga dateng di kehidupan Aldi, Angela ga bakal hilang ingatan!! Dasar cewe picik"
"Ka, apa maksud kaka"
"Aku sayang sama Angela, aku pengen liat dia bahagia, aku tau dia bahagia kalo ada Aldi, Tapi. Semenjak kamu ada Aldi jauh dari Angela, dia sedih, aku juga sedih, kamu ngerebut kebahagiaan Angela"
Aya nangis, dia ga nyangka ka Rizki tega mengatakan hal itu sama dia.
***
"Aldi?" Sambut Angela senang, Aldi hanya diam saja dipeluk Angela
"Aldi, papah aku mau ngobrol sama kamu katanya, mungkin mau nentuin hari pertunangan kita, padahal kan kita kemaren baru aja jadian ya sayang"
"Nak Aldi, maaf kalo merepotkan kamu. Tapi, saya mohon, anak saya Angela sedang hilang ingatan, dia sedang menuruti hayalannya, dia hanya ingat kamu nak, dia ga inget sama orang lain, kecuali kamu" Dada Aldi sesak mendengarnya, dengan kata lain, Aldi diminta untuk menjadi pacar Angela dan meninggalkan Aya.
Aya mendengar hal itu, dia sekarang sudah ada di dalam ruang ICU Angela.
"Hai, Angela! Selamat pagi. Gimana kabar?" Sapa Aya
"Baik, siapa kamu?"
"Kenalin, aku Aya, aku temen kamu, mungkin kamu ga inget" Aya menahan tangisnya, dia juga sedikit bahagia. Setidaknya Angela tidak membencinya.
Aldi menarik Aya keluar ruangan.
"Apa apaan kamu?" Aya hanya tersenyum.
"Aya, Aku tanya apa apaan kamu tadi?"
"Kamu harus sama Angela, nemenin Angela, ada buat dia, selalu disisinya, aku relain kamu Al"
"Aya, jangan bertindak bodoh, aku ga bakal ninggalin kamu"
"Harus"
"Aya?"
"Aldi!"
"Jangan kaya anak kecil deh"
"Ini saatnya kamu jadi orang dewasa Al"
"Bullshit" Aldi memeluk Aya erat, Aya juga menangis dalam pelukan Aldi
Indri melihat kejadian itu, dia kesal sahabatnya menangis, Indri segera mencari Rizki.
"Heh Kambing!"
"Kamu ngomong sama aku?"
"Ama tembok! Yaiyalah sama kaka!"
"Apa?"
"Seenaknya aja kamu ya nyuruh ka Aldi sama Aya putus, sembarangan banget tuh bacot ngomong, dijaga dong ka! Kalo perlu lakbanin tuh bacot, biar ga kebanyakan neko neko!"
"Heh, kamu itu masih anak baru, baru 1 semester aja kamu udah belagu sama kaka kelas, mau jadi apa kamu"
"Loh, kaka ngaca dong! Kamu tuh ka, ga lebih dari cowo yang ga berguna"
"Izzatul Indriyani!"
"Kenapa? Aku ga salah kan ka? Kamu bilang kamu sayang sama Angela, kamu bilang kamu mau ngeliat Angela bahagia, huh? Kamu terlalu baik ka jadi cowo! Liatin Angela sekarang? Inget kamu ga ka? Engga kan? Inget jasa kamu yang udah bikin ka Aldi sama Angela deket ga? Engga kan? Sekecil memori pun Angela ga inget tentang kaka! Naif kamu ka, masih ngaku jadi cowo yang baik?" Indri ninggalin Rizki sendiri di lobi.
Aya ditawari pulang oleh Ubay, Aya nolak, dia lebih memilih jalan kaki sendirian sampai rumah. Indri mengikutinya dari belakang, dia merasa kasihan dengan sahabatnya yang satu ini, baru kali ini Indri ngeliat Aya sesedih itu.
***
1minggu kemudian, Aldi masih tetap menjadi pacar Angela, dengan santainya Angela menyapa Aya yang sedang duduk di taman.
"Aya!"
"Hei, Angela"
Aldi menggandeng tangan Angela erat, Aya melihatnya, dadanya sakit, nafasnya tercekat, dia merindukan Aldi.
Aya bergegas pulang, dan menemukan Aya sedang berdiri di depan rumahnya denga sesekali membunyikan bell pintu.
"Aya?"
"Ka Aya?" Aya langsung memeluk Aya
"Kamu kemana aja sayang?"
"Aku tinggal di rumah nenek ka, kan liburan sekolah"
"Kenapa kamu ga liburan bareng kaka aja?"
"Lain kali deh"
"Jalan jalan yuk"
"Kemana?"
"Anter kaka aja" Aya membawa Aya ke komplek pemakaman.
"Kaka kenapa ngajakin aku kesini?"
"Kaka, mau ngenalin kamu sama Ibu kaka" Aya melongo Aya mengatakan hal itu.
"Ibu, ini Aya. Mirip denganku kan bu? Matanya, senyumnya? Miripkan? Menurutku mirip, Gimana menurut Ibu?" Aya hanya melihat sedih ke arah Aya.
"Kami sama sama dipanggil Aya" Aya mulai terisak
"I..bu, aku kangen Ibu" Aya memeluk Aya yang sedang menangis
"Aku, akan selesaikan ini semua!" Batin Aya.
"Ka, kaka tau ga? Aku bakalan nemenin Ibu kaka?"
"Kamu ngomong apa Aya?"
"Aku bentar lagi nyusul Ibu kaka, Aku punya kanker otak stadium ahir, aku sengaja ga ngasih tau ka Aldi, aku takut bikin dia ga konsentrasi belajar, cuma nenek sama ka Aya yang tau, orangtua kau juga ga tau, aku ga pengen ada yang nangis pas pemakaman aku, aku mau dimakamin sebelah makam ibu kaka boleh ga?" Aya langsung memeluk Aya.
"Aya, kaka ga bakalan ngebiarin kamu pergi ninggalin kaka, kaka ga punya siapa siapa Aya!"
Benar saja, 3 hari kemudian Aya masuk RS, dia dinyatakan koma oleh dokter, sempat terjadi pertengkaran antara Aldi dan orangtuanya.
"Aya, sekarang udah jam 21:00, waktunya tidur ya.." Ajak Aya, Aya masih tak sadarkan diri
Aya menyanyikan lagu bunda untuk Aya, saat lagu itu berahir Aya sempat meneteskan air mata, dan Aya ahirnya terlelap untuk selama lamanya.
Aya dimakamkan di sebelah makam Ibu Aya, seperti apa yang diminta Aya, ga ada yang boleh nangis dipemaakamannya.
Aya shock, dia pingsan, dan di gendong oleh Aldi, Angela sontak melihatnya dan tiba tiba memori ingatannya kembali, saat Aldi menggendong Aya malam itu. Angela sedikit demi sedikit mengingat semuanya, ia ingat pertengkarannya dengan Aldi, ia mengingat Rizki, ia ingat Aya, ia ingat semuanya.
***
Angela memutuskan untuk memulai dari awal, ia mulai membuka hatinya untuk Rizki, dan Ubay jadian sama Indri. Aldi? Aya?
***
Kelaurga Indri mendapat kiriman pos yang isinya teka teki berbentuk sebuah gedung, dan setelah disusun, gedung itu ternyata sebuah apartemen di jogja, apartemen Inbien nomor 24 itu ada sebercak darah. Apa maksud semua ini? Batin Indri.
Disaat yang bersamaan, bisnis keluarga Indri hancur, penagih hutang terus menerus mendatangi rumah Indri, Ayah Indri kalah saing dengan perusahaan temannya, dari dulu temannya itu memang ga suka dengan keluarga Indri, bahkan dari orangtua Indri masih muda. Indri yakin selama ini yang meneror mereka adalah teman Ayahnya.
***
Aya seperti memikirkan sesuatu.
***
Malam itu Mamah Indri, Lisa diculik oleh orang yang menggunaka topeng hitam dan mengaku dia bernama WHO. WHO meninggalkan sebuah surat dan setangkai mawar.
Aku WHO, aku akan membunuh Ibumu malam ini juga! Sebagai hadiah, aku kasih bunga mawar itu buat kamu, jangan sedih ya.
Indri yang membaca surat itu gemetar hebat, dia langsung mendapat telefon dari orang tidak dikenal.
"Aku menunggu kamu, buat liat Lisa mati di tangan aku, ayo dateng ke gedung apartemen Inbien nomor 24" Indri segera menelefon Ayahnya. Mereka segera bergegas menuju tempat yang dimaksud.
***
Sementara itu, Ayah angkat Aya dari Jakarta tiba tiba saja menemui Aldi.
***
Di gedung Inbien nomor 24...
"Lisa lisa lisa, bagaimana kabarmu sekarang? Ingat aku?"
"Aya!?"
"Rayana Zahratu Nisa, adalah nama yang ibu kasih ke aku! Kamu cuma tau nama aku Julie Gabriella kan? ckckckck, sekarang kamu akan mati didepan anakmu sendiri, seperti kamu ngebunuh ibuku didepan mataku"
"Ga, engga Aya engga!"
"Kamu mungkin udah tau aku yang ngirim semua teror itu ke kamu, kamuny aja yang bandel! Aku suruh kamu cepet mati, kamunya malah mau matinya ditangan aku"
"Teka teki darah itu?"
"Tengkorak yang aku gantung make gaun putih bercak darah itu, lambang ibuku yang kamu bunuh! kamu bunuh ibuku, kamu cekik dia, terus kamu bikin seakan akan dia bunuh diri, padahal kamu ga tau ada saksi mata yang akan ngebunuh kamu juga! Oiya teka teki itu, coba ingat ingat huruf yang hilang dalam susunan tombol qwerty itu"
"RIFA"
"Yup! Kamu benar Lisa, huruf yang hilang itu RIFA, nama ibuku, dan tempat kamu ngebunuh dia itu disini tepat dimana kamu berdiri. Kamu ngebunuh ibuku disaat dia sedang mengenang pernikahannya yang kamu rusak, ibu sedang memakai gaun pengantin! Tapi. Kamu ngotorin baju pengantin itu make ingatan yang ga bisa dihapus dari memori aku" Aya mulai menangis
"Ayah Indri, Ayahku juga! Dia suami Ibuku!! SUAMI IBUKUUU!" Aya menyayat tangan Tante Lisa.
"Kamu ngerebutnya, kamu buat berita seakan akan aku depresi dan ikut bunuh diri bersama ibuku, hanya saja, aku bunuh diri di laut, dan jasad aku ga ditemukan! Aku tau semua kebusukanmu Lisa! AKU TAAU!!!"
Pintu apartemen 24 didobrak, ada Ayah angkat Aya, Indri dan Ayahnya, dan ada Aldi juga.
"Kenapa kamu kaya gini julie?" Tanya Ayah angkat Aya, Ayah Indri langsung menoleh
"Papah, aku ga mau liat dia seneng, aku benci sama dia, aku mau dia mati kaya dia ngebunuh ibu pah" Tangis Aya pecah. Ayah Indri sedikit berfikir
"Julie? Julie Gabriella? Puteri Ayah? Nak ini Ayah naak" Haru Ayah Indri, dan Indri mulai mengerti semuanya
"Aya, Mamahku juga mamah kamu! Jangan sakiti dia Ay, aku sayang kamu, kaka! Aku sayang kamu, ayo kita buat keluarga baru" Indri menangis
"Engga, enggaaaaaaaaa"
"Aya, aku udah kehilangan Aya satu kali, aku ga mau kehilangan Ayaku lagi! Aya aku mohon lepasin tante Lisa" Pinta Aldi
"Okay, aku lepasin dia!" Aya melepaskan Tante Lisa, sekarang pisau yang ia pegang berganti dengan pistol.
"Ayah, aku mau ayah percaya bahwa puteri ayah masih hidup, aku ada ayah! Aku ada dihadapan ayah"
"Iya nak, ayah percaya"
"Aldi, makasih buat semuanya, Papah maafin aku, Ayah aku titip Indri, Indri jagain ayah kita baik baik ya"
"Aku nglakuin ini buat Ibu, cinta Aya buat ibu, Aya mau nyusul ibu, Aya sayang ibu, selamat tiggal" Aya menembakkan pistol ke kepalanya, polisi datang terlambat, darah keluar dari kepala Aya, semuanya menangis, Aya tewas di tempat, dan Tante Lisa di bekuk polisi.
Jasad Aya ahirnya dikebumikan disamping ibunya.
Sebelumnya, Aya mengiirmkan vidoe kepada Ayah angkatnya, tentang maksud awal dia memutuskan untuk pulang ke jogja, 3 tahun di Rusia selain untuk bersekolah, Aya juga mencari informasi tentang kematian ibunya, dan menyusun rencananya matang matang. Aya meminta maaf kepada Ayah angkatnya itu karena telah membuatnya kecewa
***
Semuanya memulai tanpa hadirnya Aya lagi, semua merindukan sosok Aya, apalagi Aldi yang kehilangan 2 Aya dalam hidupnya.
Ayah dan Indri masih sering menengok tante Lisa di penjara, Aldi sering ke makam 2 Ayanya, dan Ayah angkat Aya masih akan selalu merindukan Aya.
**END
Komentar
Posting Komentar