MAKALAH : FAKTOR TERJADINYA GEJOLAK HARGA PASAR
MAKALAH
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GEJOLAK HARGA DI PASAR
Diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Kewirausahaan
Dosen: Drs. H. Robbani, MM.,
M.Ag
Disusun oleh Kelompok 3
ANISA AGUSTIN 1415203012
ARIE FEBRIANTO 1415203014
ATIEQ FAUZIATI 1415203018
CINDY ANINDYA 1415203026
DELA NURMALASARI 1415203029
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH
NURJATI
CIREBON
1437 H/2016 M
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perekonomian
merupakan salah satu saka guru kehidupan negara. Perekonomian negara yang kokoh
akan mampu menjamin
kesejahteraan dan kemampuan rakyat. Salah satu penunjang perekonomian negara adalah
kesehatan pasar, baik pasar barang jasa, pasar uang, maupun pasar tenaga kerja.
Kesehatan pasar, sangat tergantung pada mekanisme pasar yang mampu menciptakan
tingkat harga yang seimbang, yakni tingkat harga yang dihasilkan oleh interaksi
antara kekuatan permintaan dan penawaran yang sehat. Apabila kondisi ini dalam
keadaan wajar dan normal tanpa ada pelanggaran, monopoli misalnya, maka harga
akan stabil, namun apabila terjadi persaingan yang tidak fair, maka keseimbangan harga akan terganggu dan yang pada akhirnya
mengganggu hak rakyat secara umum.
Harga
merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga
menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari
penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa.
Menetapkan
harga terlalu tinggi akan menyebabkan penjualan menurun, namun jika harga
terlalu rendah akan mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan.
B. Fokus Pembahasan
Manajemen
pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga,
promosi serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran
yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi
Dalam
hal penentuan harga banyak faktor yang mempengaruhinya. Faktor apa saja yang
dapat mempengaruhi penentuan harga suatu produk? Dan bagaimana menentukan harga
suatu produk agar tidak merugikan?
Faktor
apa saja yang menyebabkan gejolak harga pasar? Bagaimana startegi pencegahan
terjadinya gejolak harga?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan
penulis menulis makalah ini tidak lain hanya untuk berbagi ilmu dan menambah
pengetahuan umumnya untuk manajemen pemasaran dan dikhususkan pada penetapan
harga produk.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Harga
Dalam
dunia bisnis harga mempunyai banyak nama, sebagai contoh dalam dunia
perdagangan produk disebut harga, dalam dunia perbankan disebut bunga, atau
dalam bisnis jasa akuntansi, konsultan disebut fee, biaya transportasi taxi
atau telepon disebut tarif, sedangkan dalam dunia asuransi disebut premi.
Terlepas dari macam-macam nama, pendapat beberapa ahli mengenai harga, menurut
Dolan dan Simon, harga merupakan sejumlah uang atau jasa atau barang yang
ditukar pembeli untuk beraneka produk atau jasa yang disediakan penjual.[1] Sedangkan
menurut Monroe harga merupakan pengorbanan ekonomis yang dilakukan pelanggan
untuk memperoleh produk atau jasa.[2]
Selain itu harga adalah salah satu faktor penting bagi konsumen dalam mengambil
keputusan untuk melakukan transaksi atau tidak.
Harga
merupakan satu-satunya komponen dalam bauran pemasaran yang dikategorikan
sebagai pemasukan. Jika anda penganut bauran pemasaran 4P (Price, Promotion,
Product, Place), maka anda akan menyadari bahwa P yang lain semuanya berupa
pengeluaran. Strategi penetapan harga sangat kompleks dan sangat penting karena
mempunyai hubungan langsung dengan penghasilan perusahaan secara keseluruhan.
Sedikit
banyak informasi yang diperoleh konsumen mempengaruhi terjadinya suatu
transaksi karena konsumen mempunyai informasi atau referensi untuk
membandingkan harga produk yang satu dengan produk yang lain dan dengan produk
alternatif. Konsumen dalam upaya memutuskan pembelian suatu produk dipengaruhi oleh
price awareness dan price consciousness. Adapun yang
dimaksud dengan price awareness adalah kemampuan individu/konsumen untuk
mengingat harga baik harga produk itu sendiri maupun harga produk kompetitor
untuk dijadikan referensi. Sedangkan pengertian dari price consciousness
adalah kecenderungan konsumen untuk mencari perbedaan harga.
Dalam
penentuan harga, produsen harus memahami secara mendalam besaran sensitifitas
konsumen terhadap harga. Menurut Roberto pada buku Applied Marketing Research
bahwa dari hasil penelitian menyebutkan isu utama yang berkaitan dengan
sensitifitas harga yaitu; elasitas harga dan ekspektasi harga.[3]
Sedangkan pengertian dari elasitas harga adalah:
·
Konsumen
cenderung memberikan respon yang lebih besar atas setiap rencana kenaikan
dibandingkan dengan kenyataan pada saat harga tersebut naik.
·
Konsumen akan
lebih sensitif terhadap penurunan harga dibandingkan dengan kenaikan harga.
·
Elastisitas
konsumen akan berkurang ketika melakukan shopping dengan teman atau dipengaruhi
oleh sales person.
Penetapan
harga telah memiliki fungsi yang sangat luas di dalam program pemasaran.
Menetapkan harga berarti bagaimana mempertautkan produk kita dengan aspirasi
sasaran pasar, yang berarti pula harus mempelajari kebutuhan, keinginan, dan
harapan konsumen. Tinggi rendahnya harga sangat berpengaruh terhadap persepsi
kualitas, sehingga ikut menentukan citra terhadap sebuah merek atau produk.
Dalam persepsi konsumen sering berlaku logika bahwa harga yang mahal berarti
kualitas bagus dan harga yang murah berarti kualitasnya kurang.[4]
Walaupun harus mempertimbangkan berbagai faktor lain terkait, secara kasar
dapat dikatakan bahwa makin tinggi harga yang ditetapkan secara relatif
terhadap kompetitor, makin eksklusif pula konsumen sasarannya. Seolah seperti
piramida. Makin ke puncak makin kecil, makin tinggi harga yang ditetapkan makin
sedikit konsumen yang disasar.[5]
Penetapan
harga juga berbicara mengenai variasi produk. Jika produknya bervariasi tetapi
ditetapkan dengan harga yang sama maka persepsi yang muncul adalah kesamaan
kualitas sebagai cerminan variasi produk secara horisontal. Juga dapat dipakai
untuk menjelaskan variasi produk secara vertikal dengan kualitas yang
bertingkat. Misalnya, pada maskapai penerbangan terdapat pembedaan layanan
kualitas layanan untuk kelas ekonomi, bisnis, dan first class dengan tingkat
harga yang berbeda.
B. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Gejolak Harga Pasar
` Adapun
beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya gejolak harga pasar, di antaranya
adalah :
a)
Permintaan
terhadap barang atau jasa bertambah, sedangkan jumlah barang atau jasa
terbatas.
b)
Tinggi rendahnya
biaya produksi.
c)
Pandangan
masa depan dari produsen atau konsumen.
d)
Produsen
mengetahui selera konsumen.
e)
Penawaran
terhadap barang atau jasa bertambah, sedangkan daya beli konsumen tetap atau
berkurang
Dalam perekonomian, harga pasar mempunyai peranan
yang cukup penting, yaitu :
a)
Menunjukan
perubahan kebutuhan masyarakat.
b)
Membantu
menentukan penawaran.
c)
Menggerakkan
pengusaha untuk berkreasi terhadap perubahan permintaan
Selain itu, harga pasar juga mempunyai beberapa
fungsi. Fungsi harga pasar adalah sebagai berikut :
a)
Menentukan
jenis barang yang akan diproduksi.
b)
Menentukan
pembagian hasil produksi diantara para konsumen.
c)
Menentukan
teknologi yang akan digunakan dalam proses produksi.[6]
C. Metode Pencegahan
Terjadinya Gejolak Harga Pasar
Dalam
penentuan harga suatu produk, produsen dapat menetapkan dengan beberapa
alternatif seperti di bawah ini agar mencegah terjadinya gejolak harga:
a. Penetapan
Harga Berdasarkan Biaya (Cost-Based Pricing).
Suatu strategi penetapan harga, dimana harga ditentukan berdasarkan
jumlah biaya per satuan produk yang keluar ditambah dengan keuntungan yang
diharapkan. Beberapa metode penetapan harga dengan pendekatan biaya:
·
Penetapan Harga
Biaya Plus (Cost Push Pricing Methode)
Dengan
metode ini, harga jual per unit ditentukan dengan menghitung jumlah seluruh
biaya per unit ditambah jumlah tertentu untuk menutupi laba yang dikehendaki
pada unit tersebut (disebut margin).
·
Penetapan Harga
Mark-Up
Mark-Up
adalah keseluruhan biaya operasional dan keuntungan yang diinginkan. Yaitu
dimana para pedagang membeli barang-barang dagangannya untuk dijual kembali
dan harga jualnya dengan menambahkan mark-up tertentu terhadap harga
beli.
·
Penetapan Harga
Break–Even
Break-Even adalah tidak
mendapatkan untung apapun. Yaitu penetapan harga yang
didasarkan pada permintaan pasar dan masih mempertimbangkan biaya. Perusahaan
dikatakan break-even apabila penerimaan sama dengan biaya yang dikeluarkannya,
dengan anggapan bahwa harga jualnya sudah tertentu.[7]
b. Penetapan
Harga Berdasarkan Harga Kompetitor.
Penetapan harga dilakukan dengan
menggunakan harga kompetitor sebagai referensi, dimana dalam pelaksanaannya
lebih cocok untuk produk yang standar dengan kondisi pasar oligopoli.
Oligopoli adalah pasar di mana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh
beberapa perusahaan. Umumnya
jumlah perusahaan lebih dari dua tetapi kurang dari sepuluh. Oligopoli memiliki
struktur pasarnya sendiri.. Untuk menarik dan meraih para
konsumen dan para pelanggan, perusahaan biasanya menggunakan strategi harga.
Penerapan strategi harga jual juga bisa digunakan untuk mensiasati para
pesaingnya, misalkan dengan cara menetapkan harga di bawah harga pasar dengan
maksud untuk meraih pangsa pasar.
c. Pendekatan
Harga Berdasarkan Permintaan (Demand-Based
Pricing).
Pada analisa ini konsumen diminta
untuk memberikan pernyataan dimana konsumen merasa, harganya murah, terlalu murah, terasa mahal
dan terlalu mahal dan dikaitkan dengan kualitas yang diterima.
Pada
saat konsumen melakukan evaluasi dan penilaian terhadap harga dari suatu produk
sangat dipengaruhi oleh perilaku dari konsumen itu sendiri.[8] Sementara
perilaku konsumen menurut Kotler, dipengaruhi 4 (empat) aspek utama yaitu
budaya, sosial, personal (umur, pekerjaan,kondisi ekonomi) serta psikologi
(motivasi, persepsi, percaya).[9] Dengan
demikian penilaian terhadap harga suatu produk dikatakan mahal, murah atau
biasa saja dari setiap individu tidaklah harus sama, karena tergantung dari
persepsi individu yang dilatar-belakangi oleh lingkungan kehidupan dan kondisi individu.
Bagaimana
keterkaitan harga dengan daur hidup produk? Dalam pengenalan produk baru
terdapat dua strategi harga yang menonjol, yaitu skimming dan penetrasi. Skimming adalah strategi penetapan harga awal yang
tinggi ketika produk baru diluncurkan dan semakin lama akan semakin turun
harganya. Strategi skimming sangat efektif jika terdapat perbedaan harga pada segmen
tertentu dan pesaing relatif sedikit. Skimming juga dapat dimanfaatkan untuk
membatasi permintaan sampai perusahaan merasa siap untuk melakukan produksi
masal. Apalagi skimming dapat meningkatkan nilai produk menjadi sangat
prestisius.
Sebaliknya
dalam tahap ini juga dapat dilakukan strategi penetrasi yaitu dengan menetapkan
harga yang sangat rendah yang lama kelamaan semakin tinggi.
Dapat diterapankan pada situasi pasar tidak terfragmentasi yaitu situasi pasar
dimana tidak ada satu perusahaan pun memilikii pangsa pasar yang signifikan dan
mampu untuk sangat mempengaruhi hasil industri tersebut ke dalam segmen yang
berbeda, serta produk tersebut tidak mempunyai nilai simbolis yang tinggi.
Pendekatan ini juga efektif terhadap sasaran pasar yang sensitif harga.
Terdapat
setidaknya tiga tahap strategi penetapan harga pasar secara umum :
1. Dalam
tahap pertumbuhan pasar, penjualan meningkat disertai munculnya pesaing. Pada
awalnya terjadi pertumbuhan yang cepat, strategi yang diterapkan adalah tetap
mempertahankan harga. Ketika pertumbuhan melambat, terapkan strategi
harga-harga agresif: menurunkan harga untuk mendorong penjualan sekaligus
menghadapi persaingan yang semakin ketat.
2. Dalam
menerapkan penurunan harga acuan utama yang harus diperhatikan terdiri dari dua
hal: tingkat sensitivitas harga dan situasi persaingan. Dalam kondisi ini
pemasar harus siap mental dengan perolehan profit margin yang rendah, karena
pada posisi ini beberapa produk pesaing akan bereaksi untuk menurunkan harga
produknya pula.
3. Pada
tahap kemunduran, sebagai tahap terakhir daur hidup produk terdapat dua
alternatif langkah utama yang dapat dipilih. Pertama, strategi cuci gudang
melanjutkan penurunan harga sampai produk terjual semuanya. Langkah ini banyak
kita temui di dalam pemasaran produk-produk elektronik yang teknologinya sudah
usang.
Menurut
Philip Kotler dalam bukunya yang berjudul Manajemen Pemasaran di Indonesia
menyatakan bahwa: “Penetapan harga merupakan suatu masalah jika perusahaan akan
menetapkan harga untuk pertama kalinya. Ini terjadi ketika perusahaan
mengembangkan atau memperoleh produk baru, ketika akan memperkenalkan produknya
ke saluran distribusi baru atau daerah baru, ketika akan melakukan penawaran
atas suatu perjanjian kerja baru.[10]
Definisi
tersebut menjelaskan bahwa setiap perusahaan harus memutuskan dimana ia akan
menempatkan produknya berdasarkan mutu dan harga. Harga jual merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli suatu produk,
konsumen akan membeli suatu produk apabila ada keseimbangan antara alasan dalam
menetapkan harga jual.
Sudarsono
menyatakan bahwa “Dalam menetapkan harga jual perlu dipertimbangkan beberapa
hal, antara lain: (a) harga pokok jual barang, (b) harga barang sejenis, (c)
daya beli masyarakat, (d) jangka waktu perputaran modal, (e)
peraturan-peraturan dan sebagainya”.[11]
Dalam
melaksanakan penetapan harga, maka produsen harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
a.
Kondisi pasar: dalam hal ini produsen harus mengenal secara
mendalam kondisi pasar (monopoli atau persaingan bebas atau hal lainnya)
yang akan dimasuki, perusahaan competitor termasuk bentuk perusahaan serta peta
kekuatan/kelemahan kompetitor.
b.
Harga produk saingan: Dalam menentukan harga sebaiknya kita harus
mengenal harga pesaing yang ada di pasar (price
awareness) dan harga yang diberikan ke konsumen. Biasanya harga yang
beredar di pasaran berbeda dengan harga yang diberikan kepelanggan. Hal ini
disebabkan strategi kompetitor dan aspek lainnya antara kompetitor dengan
pelanggannya. Untuk itu sangat diperlukan riset ke lapangan dalam bentuk riset
kuantitatif
dan dibantu dengan marketing inteligent.
c.
Elastisitas permintaan dan besaran permintaan: Yang dimaksud
dengan elastisitas disini adalah untuk mengatahui berapa besar perubahan
permintaan yang disebabkan dengan perubahan harga. Disamping itu pula sangat
diperlukan respon konsumen terhadap perubahan harga yang dikaitkan dengan
penggunaan produk itu sendiri. Misal dengan penurunan harga maka konsumen akan
membeli lebih banyak atau malah tidak jadi membeli, begitu pula sebaliknya.
d.
Diferensiasi dan Life Cycle Produk. Dalam memenangkan pasar bagi suatu
produk tentunya sangat dibutuhkan perbedaan dengan produk kompetitor. Untuk itu
sangat diperlukan pemahaman akan perbedaan terhadap kompetitor baik aspek
kualitas, pelayanan dan faktor lainnya. Dengan pengenalan dan pemahaman
kondisi produk maka produsen akan lebih mudah dan bebas menentukan tarif.
e.
Faktor lainnya. Pemahaman kondisi ekonomi yang terjadi saat ini
dan perkiraan kedepan yang akan terjadi merupakan kunci pokok dalam upaya
mengetahui daya beli masyarakat, disamping memperkirakan kondisi politik dan
keamanan.[12]
Salah
satu keputusan yang sulit dihadapi suatu perusahaan adalah menetapkan harga.
Menurut Ricky W. dan Ronald J. Ebert mengemukakan bahwa: “Penetapan harga jual
adalah proses penentuan apa yang akan diterima suatu perusahaan dalam penjualan
produknya”.[13]
Mulyadi dalam bukunya menyatakan bahwa: “Pada prinsipnya harga jual harus dapat
menutupi biaya penuh ditambah dengan laba yang wajar. Harga jual sama dengan
biaya produksi ditambah mark-up”.[14]
Dari
definisi diatas dapat disimpulkan bahwa harga jual adalah sejumlah biaya yang
dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi suatu barang atau jasa ditambah dengan
persentase laba yang diinginkan perusahaan, karena itu untuk mencapai laba yang
diinginkan oleh perusahaan salah satu cara yang dilakukan untuk menarik minat
konsumen adalah dengan cara menentukan harga yang tepat untuk produk yang
terjual. Harga yang tepat adalah harga yang sesuai dengan kualitas produk suatu
barang, dan harga tersebut dapat memberikan kepuasan kepada konsumen.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Harga
merupakan sejumlah uang atau jasa atau barang yang ditukar pembeli untuk
beraneka produk atau jasa yang disediakan penjual.
Menetapkan
harga berarti bagaimana mempertautkan produk kita dengan aspirasi sasaran
pasar, yang berarti pula harus mempelajari kebutuhan, keinginan, dan harapan
konsumen. Berbicara harga berarti bicara tentang citra kualitas dan seberapa
tinggi ekslusifitasnya. Tinggi rendahnya harga sangat berpengaruh terhadap
persepsi kualitas, sehingga ikut menentukan citra terhadap sebuah merek atau
produk.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi gejolak harga
di pasar antara lain: Permintaan terhadap barang atau jasa bertambah, sedangkan
jumlah barang atau jasa terbatas, tinggi rendahnya biaya produksi, pandangan
masa depan dari produsen atau konsumen, produsen mengetahui selera konsumen, penawaran
terhadap barang atau jasa bertambah, sedangkan daya beli konsumen tetap atau
berkurang
B.
Saran
Menurut penulis
kesempurnaan adalah milik Allah SWT . makalah ini tidaklah sempurna akan tetapi
mencoba memberi kontribusi dalam Khazanah keilmuan khususnya tentang penetapaan
harga dalam dunia kewirausahaan . Dan diharpkan lebih banyak lagi muncul karya
ilmiah yang membahas tentang kewirausahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Alma,
Buchari. 2009. Kewirausahaan. Bandung
: Alfabeta
Cravens,
David W. 2008. Pemasaran Strategis.
Jakarta : Erlangga
Kasmir.
2009. Kewirausahaan. Jakarta :
Rajawali Pers
Saiman,
Leonardus. 2009. Kewirausahaan Teori,
Praktik dan Kasus-kasus. Jakarta : Salemba Empat
Suryana.
2001. Kewirausahaan. Jakarta :
Salemba Empat
Zimmerer,
Thomas W. 2008. Kewirausahaan dan
Manajemen Usaha Kecil. Jakarta Salemba Empat
[1]Kasmir, Kewirausahaan, Rajawali Pers, Jakarta, 2009, h. 109
[2]Buchari Alma, Kewirausahaan, Alfabeta, Bandung, 2009,
h. 286
[3]Leonardus Saiman, Kewirausahaan Teori Praktik dan Kasus-kasus,
Salemba Empat, Jakarta, 2009, h. 337
[4]Suryana, Kewirausahaan, Salemba Empat, Jakarta, 2001, h. 83-84
[5]Kasmir, op. cit., 110
[6] Leonardus Saiman, op. cit., h. 382
[7] Kasmir,op. cit., h. 111-112
[8]Buchari Alma, op. cit., h. 289
[9]Kasmir, op. cit., h. 112
[10]David W. Cravens, Pemasaran Strategis, Erlangga, Jakarta,
1996, h. 34
[11] Thomas W. Zimmerer, Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil, Salemba
Empat, Jakarta, 2008, h. 67
[12]Suryana, op. cit., h. 100-101
[13]Thomas W. Zimmerer, op. cit., 67
[14]Buchari Alma, op. cit., 301
Komentar
Posting Komentar