TUGAS PSA : RESUME BUKU BERJUDUL KRISTOLOGI QUR'ANI

RESUME BUKU
KRISTOLOGI QUR’ANI

Diajukan untuk memenuhi tugas mandiri mata kuliah Pengantar Study Al-Qur’an
Dosen: Ubaidillah. S. Ag. MHI


Disusun oleh

ATIEQ FAUZIATI                                      1415203018


JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI
CIREBON
2015

 BAB I
PENDAHULUAN

A.    Sejarah Buku
Nama Penulis              : Hasyim Muhammad, M.Ag.
Nama Penerbit                        : Pustaka Pelajar Offset
Tempat Terbit              : Celebah Timur UH III/548 Yogyakarta 55167
Tahun Terbit                : Cetakan pertama, Januari 2005
  Cetakan kedua (revisi) Agustus 2005
Tebal Buku                  : 244 halaman



BAB II
ISI
Isa (Yesus) adalah sebutan populer dalam al-Qur’an. Selain itu, masih banyak sebutan lain yang merujuk pada Yesus, seperti Ibn Maryam, al-Masih,’Abd, Nabi, Rasul, Kalimat, Ruh, dan lain-lain. Yesus dilahirkan di lingkungan bangsa Yahudi, yang pada saat itu ada di bawah kekuasaan Romawi. Tepatnya di wilayah yang disebut Nazareth atau Nashara, sebagaimana ditulis dalam al-Kitab Perjanjian Baru, di daerah Galilea, Palestina. Adapun mengenai hari, tanggal, dan tahun kelahiran masih menjadi perdebatan hingga saat ini. Al-Qur’an dengan sangat jelas menceritakan kronologis kelahiran Yesus dari Maryam, Ibunya. Proses kelahiran Yesus yang luar biasa menimbulkan banyak kemungkinan penafsiran dan kesalahpahaman. Seperti pemahaman Yesus adalah anak Tuhan, atau bahkan Tuhan itu sendiri. Pada dasarnya, antara berita kelahiran Yesus dalam al-Qur’an ataupun al-Kitab adalah sangat mirip, atau bahkan sama. Hanya saja, keduanya menggunakan gaya bahasa yang bersifat simbolik, sehingga menimbulkan banyak penafsiran dan pemahaman.
Dalam kedua teks suci (al-Qur’an dan al-Kitab) sama sekali tidak mengisyaratkan keterkaitan Tuhan secara biologis dalam kelahiran Yesus. Ayat-ayat al-Qur’an menjelaskan bahwa Allah memang sangat terlibat dalam kelahiran Yesus, hanya saja. Tidak diartikan sebagai hubungan biologis yang mengarah pada penyebutan Yesus anak Tuhan.
Umat Kristiani atau sering disebut dengan kaum Nasrani, berasal dari al-Qur’an yaitu kata Nasrani yang artinya orang yang bersedia menolong. Terbukti dengan kepribadian kaum Nasrani yang berhati besar dan mau menolong tanpa pamrih.
Kebanyakan ayat dalam al-Qur’an bernada sinis dalam menyebutkan kaum Nasrani maupun Yahudi, karena klaim-klaim yang mereka lontarkan kepada kelompok lain sangat membenarkan ajarannya sendiri. Pada dasaranya, mereka hanya ingin kelompok lain juga mengikuti keyakinannya. Namun, Allah mengecam mereka melalui ayat-ayat yang turun sebagai peringatan untuk mereka.
Doktrin dan ajaran Kristiani tertuang dalam al-Kitab yang terdiri dari Perjanjian Lama (Old Testament) dan Perjanjian Baru (New Testament). Perjanjian lama berisi cerita sebelum kelahiran Yesus, dan Perjanjian Baru berisi tentang sejarah kehidupan Yesus. Al-Kitab ditulis dengan bahasa Ibrani sekitar tahun 1200 SM – 150 M. Sebagian besar penulisnya tidak dikenal. Al-Kitab diyakini merupakan inspirasi dari Tuhan, dalam iman Kristen diakui bahwa Allah adalah penulis utama al-Kitab, sehingga al-Kitab tidak pernah salah. Al-Kitab baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru sama-sama telah dilakukan revisi sejak pertama kali dibukukan hingga revisi terakhir sekitar tahun 1598.
Dalam ajaran Kristiani terdapat keyakinan Trinitas. Bagi iman Kristen, Trinitas adalah sebuah kenyataan tentang kebenaran. Trinitas yang berarti tiga dalam satu, dalam teologi Kristen yang berarti dipahaminya Allah yang Esa, tetapi dengan tiga pribadi yang sama kekal dan sepadan. Dalam Perjanjian Baru secara jelas menekankan adanya tiga pribadi Tuhan. Yakni adanya penyebutan pribadi Bapa, Anak dan Roh Kudus. Namun, meski banyak ungkapan yang disinyalir sebagai bentuk keilahian Yesus dan Roh Kudus, namun tidak ditemukan dalam al-Kitab secara langsung menyebutkan bahwa “Yesus adalah Allah” atau “Allah adalah Roh Kudus”. Sedangkan dalam al-Qur’an menyebutkan sifat-sidat dan nama-nama Ilahi pada diri Yesus tidak lain menunjukkan bahwa Yesus adalah hamba yang taat dan dekat dengan Allah.
Al-Kitab Perjanjian Baru menceritakan bahwa setelah beberapa waktu Yesus menyebarkan ajaran Allah kepada kaumnya, Yesus dikepung, ditangkap lalu kemudian di salib oleh orang-orang Yahudi dan Romawi. Di pihak lain, al-Qur’an dengan tegas menolak klaim terbunuhnya Yesus dalam peristiwa penyaliban tersebut. Kemudian diceritakan dalam al-Qur’an, bahwa orang-orang Yahudi sendiri dalam keraguan terhadap keberhasilan mereka membunuh Yesus. Karena, ada di antara murid Yesus yang raut wajahnya mirip dengan Yesus bernama Yudas Eskariot.
Umat Kristiani meyakini adanya dosa warisan yang diyakini berasal dari kesalahan Adam dan Hawa saat tergoda Iblis untuk memakan buah Khuldi. Hal ini bertentangan dengan keyakinan Kristen sendiri tentang dosa. Bahwa dosa yang dilakukan manusia adalah kehendak Tuhan. Umat Kristiani mempercayai bahwa setiap manusia yang lahir ke dunia telah membawa dosa. Dan kehadiran Yesus di dunia menjadi penghapus dosa bagi umat manusia serta mengajarkan manusia untuk berbakti kepada Tuhannya.
Doktrin dosa warisan dan penebusan dosa menjadi semakin kontroversial semenjak peran penghapus dosa digantikan oleh orang lain, yakni Pastur sebagai Bapa-bapa gereja. Al-Qur’an menolak secara tegas doktrin dosa warisan dan penghapusan dosa dengan diyakininya aka nada hari akhir, yakni saat di mana setiap orang akan mempertanggungjawabkan perbuatannya di dunia. Dengan demikian, maka ritual penebusan dosa dalam bentuk apapun dalam tradisi agama harus dipahami sebagai konteks pertobatan.
Meskipun banyak ayat al-Qur’an yang membahas tentang doktrin Kristiani, namun tidak diceritakan secara kronologis, sehingga sangat sulit untuk ditafsirkan. Oleh karena itu, memahami doktrin Kekristenan tidak bisa berhenti pada teks al-Qur’an saja, namun harus dipahami melalui doktrin Kristiani itu sendiri.
Realitas historis hubungan Islam dan Kristen sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Hubungan Kristen-Islam pada zaman Nabi lebih bersifat harmoni. Namun, ayat al-Qur’an banyak melakukan kecaman dan kritikan terhadap kaum Nasrani. Bentuk kecaman al-Qur’an ditunjukkan kepada kaum Nasrani yang tidak mengenal ajaran Yesus itu sendiri, karena pada zaman Nabi al-Kitab hanya diperuntukkan bagi biarawati gereja dan hanya minoritas. Itulah salah satu penyebab kesalahpahaman bahwa Yesus adalah Tuhan itu sendiri, dan tidak mengimani bahwa Nabi Muhammad adalah penerus serta penutup bagi Nabi-nabi sebelumnya.
Pada dasarnya, ketauhidan Kristiani adalah merujuk pada Allah Yang Esa. Doktrin Kristiani tentang Trinitas bisa dikaji dengan Ilmu Filsafat Islam, Ilmu Kalam, dan Ilmu Tasawuf. Karena hakekatnya, manusia tidak akan membiarkan begitu saja keimanan itu ada dalam dirinya. Maka, meskipun dengan keterbatasan kata. Setiap orang beriman akan dapat menjelaskan sendiri keimanannya.
Manusia tidak punya hak untuk mengklaim kebenarannya, meski kebenaran tentang Tuhannya. Karena sesungguhnya Kebenaran adalah mutlak milik Allah.
Ayat al-Qur’an yang menceritakan tentang doktrin Kekristenan, tidak lepas dari situasi dan kondisi pada zaman Nabi yang penuh konflik. Berbeda dengan situasi dan kondisi pada zaman sekarang yang menjunjung tinggi toleransi, penafsiran ayat-ayat tersebut harus mengikuti zaman yang semakin universal.
Turunnya ayat al-Qur’an yang membahas tentang doktrin Kristiani didasari karena penolakan terhadap kekufuran. Kufur dalam arti di sini bukan menjadi batas antara muslim dan non muslim. Namun, merujuk pada perbuatan manusia itu sendiri. Bukan mengkufurkan ajarannya, tetapi menyalahkan perbuatan setiap individu yang beriman tapi seperti tidak beriman. Ayat al-Qur’an juga mengkritik karakter orang-orang Kristiani yang cenderung eksklusif dan fanatik terhadap suku dan bangsa mereka, yang tidak mau menerima kebenaran yang datang jika tidak dari kelompok mereka.
Namun begitu, dalam al-Qur’an menegaskan akan jaminan keselamatan yang diberikan Tuhan kepada setiap pemeluk agama, karena sesungguhnya al-Qur’an mengakui pluralism agama dan kepercayaan selagi tetap menuju Allah (Tuhan) Yang Maha Esa.




BAB III
PENUTUP
A.    Kelebihan
Memberikan pemahaman yang luas bahwa Islam dan Kristen adalah dua kepercayaan yang sama-sama meyakini Allah Yang Maha Esa, meski melalui cara yang berbeda sesuai dengan ajarannya. Selain itu, pembahasan yang diberikan sangat rinci disertai dengan hasil penelitian dan teori-teori yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh besar baik dari Islam maupun Kristen.
B.     Kelemahan
Terdapat beberapa pembahasan yang diulang kembali.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH : AHLUSSUNNAH WAL JAMAAH (TUGAS METODOLOGI STUDI ISLAM)

TAREKAT : PENGERTIAN DAN SEJARAH PERKEMBANGANNYA

MAKALAH : MADZHAB FIQH