DOKTRIN AGAMA TERHADAP MANUSIA (TUGAS METODOLOGI DTUDI ISLAM)

PENGANTAR METODOLOGI STUDI ISLAM



TUGAS TERSTRUKTUR
Diajukan untuk memenuhi mata kuliah METODOLOGI STUDI ISLAM
Dosen:Wardah Nuroniyah, SHI, MSI


JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI
CIREBON
2015


A.             Kebutuhan Manusia Terhadap Agama
Pernah terlintas dalam pikiran anda, mengapa kita harus beragama? Agama dianggap sebagai sesuatu yang dapat memberikan petunjuk kepada manusia dalam memenuhi kebutuhan dasar , yaitu keselamatan dunia dan akhirat. Pada kenyataannya, agak sulit untuk memberi definisi agama. Ada yang mengatakan bahwa intinya agama adalah konsep hubungan dengan tuhan. Ada juga yang menyatakan bahwa agama sebagai pengalaman sepiritual, misteri kekaguman, dan perasaan-perasaan lain yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Adapun yang lainnya menyatakan bahwa agama adalah sebagai hal yang terorganisasi, seperti adanya masjid, gereja, ulama, pendeta dan biksu.
Dalam pandangan Emille Durkheim, agama adalah suatu sistem kepercayaan beserta praktiknya dalam suatu komunitas moral. Adapun agama berisi tentang :
1.      Sesuatu yang dianggap sakral,melebihi kehidupan duniawi, dan menimbulkan rasa kekaguman dan penghormatan.
2.      Sekumpulan kepercayaan tentang hal yang dianggap sakral.
3.      Penegasan kepercayaan dengan melaksanakan ritual, yaitu aktivitas keagamaan.
4.      Sekumpulan kepercayaan yang ikut dalam ritual yang sama.
Dengan demikian, agama berkaitan dengan perilaku moral dalam menawarkan suatu pandangan, juga jawaban atas berbagai persoalan yang membingungkan manusia. Agamapun  mendorong manusia bukan hanya memikirkan kepentingan diri sendiri, melainkan juga kepentingan sesama. Dengan kata lain agama oleh pemeluknya dipandang sebagai petunjuk untuk mengatasi berbagai kesulitan yang diakibatkan oleh ketidakpastian, ketidakberdayaan, dan keterbatasan.
Sebagai suatu lembaga sosial, agama berarti sistem keyakinan dan praktik keagamaan yang penting dari masyarakat, serta telah dibakukan dan dirumuskan, sehingga dianut secara luas, dan dipandang sebagai sesuatu yang diperlukan dan benar. Asosiasi agama merupakan kelompok orang yang terorganisasi yang secara bersama-sama menganut keyakinan dan menjalankan praktik suatu agama.
Faktor-Faktor Manusia Memerlukan Agama:
1. Kebutuhan akal terhadap pengetahuan mengenai hakikat eksistensi terbesar.
2. Kebutuhan fitrah manusia
3. Kebutuhan manusia terhadap kesehatan jiwa dan kekuatan rohani
4. Kebutuhan masyarakat terhadap motivasi dan disiplin akhlak.
 Marilah kita simak kata-kata Voltair berikut ini:
“Mengapa kalian meragukan eksistensi Tuhan, padahal kalau bukan karena Tuhan niscaya istriku telah mengkhianatiku (berbuat serong) dan pembantuku telahmencuri hartaku”.
5. Kebutuhan masyarakat kepada solidaritas.[1]


B.             Fungsi Agama Dalam Kehidupan

1.      Dalam bidang sosial sebagai pencipta suatu ikatan bersama baik antara anggota-anggota beberapa masyarakat maupun dalam kewajiban-kewajiban sosial yang membantu mempersatukan mereka.
2.      Sebagai sosialisasi individu untuk mengarahkan aktivitasnya dalam masyarakat dan sebagai tujuan akhir pengembangan kepribadiannya.
3.      Meningkatkan kadar  bergaul, kohesi sosial, dan solidaritas kelompok.
4.      Memberikan petunjuk kepada manusia dalam memenuhi kebutuhan dasar yaitu keselamatan dunia dan akhirat.
5.      Memberikan bimbingan dan arahan agar selalu siap dalam menghadapi hal-hal, seperti sakit dan kematia.
6.      Petunjuk untuk mengatasi berbagai kesulitan yang diakibatkan oleh ketidak pastian, ketidak berdayaan, dan keterbatasan.[2]


C.             Rasa Ingin Tahu Manusia (Human Quest For Knowledge)
Manusia dikarunia fitrah (naluri atau sifat dasar) mengetahui nama-nama segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. "'alama" (diajarkan) kepada Adam semua nama-nama di alam semesta ini menunjukkan proses dalam hidup manusia yang diawali dengan rasa ingin tahu (curiosity) yang kuat dimiliki oleh manusia sejak lahirnnya. Pendekatan psikologis memperlihat ada tiga aspek potensi dasar yang dimiliki manusia, yaitu: aspek kognisi (pengetahu), aspek afeksi (penentuan keputusan), aspek motorik (pelaksanaan atau eksekusi). Rasa ingin tahu manusia mendasari segala dari aspek kognisi manusia yang senantiasa menanyakan segala sesuatu yang ada di sekitar dirinya, bahkan keberadaan diri manusia sendiri senantiasa menjadi permasalahan yang muncul dari rasa ingin tahu manusia. Rasa ingin tahu yang dimiliki oleh manusia merupakan tanda utama dari adanya masalah. Masalah senantiasa ada dalam kehidupan manusia. Tidak adanya rasa ingin tahu berarti tidak ada masalah, tidak ada masalah berarti manusia telah tiada dalam kehidupan ini alias mati. Permasalahan yang muncul dari rasa ingin tahu manusia memerlukan jawaban. Sesungguhnya hakekat sejarah manusia adalah rangkaian tanya jawab atau dialektika yang dilakukan manusia. Rasa ingin tahu mengawali terisinya berbagai pengetahuan dalam otak manusia. Hal ini menyiratkan aspek kognisi yang kuat dari rasa keingintahuan yang dimiliki manusia. Keingintahuan manusia merupakan emosi yang dimiliki manusia dalam mendorong terwujudkan perilaku seperti eksplorasi, investigasi dan belajar. Hal ini termasuk sebagai mekanisme kejiwaan manusia dalam upaya mencari dan menemukan informasi dari interaksi kehidupan manusia dengan lingkungannya dan makhluk-makhluk lainnya.[3]


D.             Doktrin Kepercayaan Agama
1.      Iman kepada Allah
Kalimat lailaha illa Allah atau sering disebut kalimat thoyyibah adalah suatu pernyataan pengakuan terhadap keberadaan Allah yang Maha Esa, tiada tuhan selain Dia (Allah). Ia merupakan bagian lafadz dari syahadatain yang harus diucapkan ketika akan masuk Islam yang merupakan refleksi dari tauhid Allah yang menjadi inti ajaran Islam.
2.      Argumen keberadaan Allah
Pengakuan terhadap keberadaan Allah berarti menolak keberadaan tuhan-tuhan lainnya yang dianut oleh para pengikut agama lain. Ada tiga teori yang menerangkan asal kejadian alam semesta yang mendukung keberadaaan tuhan. Pertama, paham yang menyatakan bahwa alam semesta ini ada dari yang tidak ada, ia terjadi dengan sendirinya. Kedua, paham yang menyatakan bahwa alam semesta ini berasal dari sel yang merupakan inti. Ketiga, paham ynag mangatakan bahwa alam semesta itu ada yang menciptakan.
3.      Kemustahilan menemukan zat Allah
Akal yang merupakan ciri keistimewaan manusia, sekaligus sebagai pembeda antara manusia dan makhluk lainnya, belum bisa digunakan untuk mengetahui persoalan yang tidak dapat diselesaikan oleh akal yaitu menemukan zat Allah, karena pada hakekatnya manusia berada dalam dimensi yang berbeda dengan Allah.
4.      Iman kepada malaikat kitab dan rasul Allah
a.       Malaikat Allah
Malaikat merupakan makhluk tuhan yang diciptakan dari nur cahaya, ia adalah makhluk langit yang mengabdi kepada Allah dengan bermacam-macam tugas yang diembannya, jumlahnya sangatlah banyak, namun yang harus kita imani hanyalah 10 (nama) malaikat beserta tugas-tugasnya.
b.      Kitab-kitab Allah
Iman kepada kitab Allah adlah wajib dan itu merupakan konsekuensi logis dari pembenaran terhadap adanya Allah, oleh karena itu tidak sepantasnya seorang mukmin mengingkari kitab-kitab Allah yaitu al-Qur’an, Injil, Taurat, dan Zabur.



c.       Rasul-rasul Allah
Doktrin islam mengajarkan agar setiap muslim beriman kepad rasul yang diutus oleh Allah tanpa membedakan antara satu dengan yang lainnya.[4]


DAFTAR PUSTAKA
Dr. Atang Abdul Hakim, MA, Dr. Jaih Mubarok Mubarok.2009.Metodologi Studi Islam,Bandung: Remaja Rosdakarya.



[1] Murdiyatmoko,janu.handayani,citra.2011.advanced learning sociology 3.Bandung.grafindo media pratama. Halaman 61-62.
[2] Murdiyatmoko,janu.handayani,citra.2011.advanced learning sociology 3.Bandung.grafindo media pratama. Halaman 62-63.
[3] Kusumamihardja.Supan., et al.1978.Studia islamica.Bogor.Team Pendidikan Agama Islam Institut Pertanian Bogor.
[4] Dr. Atang Abdul Hakim, MA, Dr. Jaih Mubarok Mubarok.2009.Metodologi Studi Islam,Bandung: Remaja Rosdakarya, halaman 190.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH : AHLUSSUNNAH WAL JAMAAH (TUGAS METODOLOGI STUDI ISLAM)

TAREKAT : PENGERTIAN DAN SEJARAH PERKEMBANGANNYA

MAKALAH : MADZHAB FIQH