PENGERTIAN METODE, METODOLOGI, PARADIGMA DAN PENDEKATAN
PENGANTAR METODOLOGI STUDI ISLAM
TUGAS TERSTRUKTUR
Diajukan untuk memenuhi mata
kuliah METODOLOGI STUDI ISLAM
Dosen:Wardah Nuroniyah, SHI,
MSI
Disusun oleh kelompok 1
Nama :
Abdul Aziz Al-Barbasyi 1415203002
Atieq Fauziati 1415203018
Barotut Taqiyah 1415203022
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI
CIREBON
2015
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode, Metodologi, Paradigma dan
Pendekatan
Metode
berasal dari bahasa yunani, meta, metedos, dan logos. Meta berarti menuju,
melalui, dan mengikuti. Metodos berarti jalan atau cara. Maka metodos (metoda)
berarti jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai sesuatu.
Ketika
metode digabungkan dengan kata logos maknanya berubah. Logos berarti “studi
tentang” atau “teori tentang”. Oleh karena itu, metodologi tidak lagi sekedar
kumpulan cara yang sudah diterima tetapi berupa kajian tentang metode. Dalam
metodologi dibicarakan kajian tentang cara kerja ilmu pengetahuan. Pendek kata,
bila dalam metode tidak ada perdebatan, refleksi dan kajian atas cara kerja
ilmu pengetahuan, sebaliknya dalam metodologi terbuka luas untuk mengkaji,
mendebat, dan merefleksi cara kerja suatu ilmu.
Kata
paradigma sendiri berasal dari abad pertengahan di Inggris yang merupakan kata
serapan dari bahasa Latin ditahun 1483 yaitu paradigma yang berarti suatu model
atau pola, bahasa Yunani paradeigma (para+deiknunai) yang berarti untuk
"membandingkan", "bersebelahan" (para) dan memperlihatkan
(deik).
Pengertian Paradigma secara
etimologis paradigma berarti model teori ilmu pengetahuan atau kerangka
berpikir. Sedangkan secara terminologis paradigma berarti pandangan mendasar
para ilmuan tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari
oleh suatu cabang ilmu pengetahuan.
Dalam
KBBI pendekatan adalah proses perbuatan, cara mendekati atau usaha dalam rangka
aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti;
metode-metode untuk mencapai pengertian tentang masalah penelitian.”
Secara
terminology, pendekatan merupakan serangkaian pendapat tentang hakikat belajar
dan pengajaran. Jika dihubungkan dengan studi Islam, pendekatan berarti
serangkaian pendapat atau asumsi tentang hakikat studi Islam dan pengajaran
agama islam.
B. Arti dan Lingkup Studi Islam
1. Arti
Studi
keislaman, secara sederhana dapat dikatakan sebagai usaha untuk mempelajari
hal-hal yang berhubungan dengan agama islam.
Menurut istilah,
studi islam dapat diartikan dengan kajian islam. Kalimat ini mengandung arti
memahami, mempelajari, atau meniliti islam sebagai obyek kajian.
2. Ruang lingkup studi islam
Agama sebagai
obyek studi minimal dapat dilihat dari tiga sisi:
a. Sebagai
doktrin dari tuhan yang sebenarnya bagi para pemeluknya.
b. Sebagai
gejala budaya, yang berarti seluruh yang menjadi kreasi manusia dalam kaitannya
dengan agama, termasuk pemahaman orang terhadap doktrin agamanya.
c. Sebagai
interaksi sosial, yaitu realitas umat islam.
C. Urgensi Mempelajari Metodologi Studi Islam
Seiring
berkembangnya zaman, mempelajari metodologi studi islam diharapkan dapat
mengarahkan kita untuk untuk mengadakan usaha-usaha pembaharuan dalam pemikiran
ajaran-ajaran islam. Agar mampu beradaptasi serta menjawab tantangan serta
tuntutan zaman dan modernisasi dunia dengan tetap berpegang terhadap sumber
agama islam yang asli, yaitu al-qur’an dan as-sunnah.
Mempelejari
metodologi studi islam juga diharapkan mampu memberikan pedoman dan pegangan
hidup bagi umat islam agar tetap menjadi muslim yang sejati yang mampu menjawab
tantangan serta tuntutan zaman modern maupun era-globalisasi sekarang ini.
Urgensi studi
islam yang demikian dapat dipahami dan diuraikan sebagai berikut:
D. Aspek-Aspek Metodologi Studi Islam
1. Aspek Sasaran Keagamaan
Kerangka
ajaran yang terdapat didalam al-qur’an dan hadits tetap dijadikan sandaran
sentral agar kajian keislaman tidak keluar dan tercerai dari teks dan konteks.
Dari aspek sasaran tersebut, wacana keagamaan dapat ditransformasikan secara
baik dan menjadikan landasan kehidupan dalam berprilaku tanpa melepaskan
kerangka normatif.
2. Aspek Sasaran Kelimuan
Studi
keilmuan memerlukan pendekatan kritis, analitis, metadologis, empiris dan
historis. Dengan demikian studi islam sebagai aspek sasaran keilmuan membutuhkan
berbagai pendekatan. Selain itu, ilmu pengetahuan tidak kenal dan tidak terikat
kepada wahyu. Ilmu pengetahuan beranjak dan terikat pada pemikiran rasional.
Oleh Karen itu kajian keislaman yang bernuansa islamiah meliputi aspek
kepercayaan normatif yang bersumber dari
wahyu dan aspek prilaku manusia yang lahir dari dorongan kepercayaan.
E. Pertumbuhan Studi Islam Dulu dan Sekarang
1. Masa Rasulullah
a. Transformasi
ilmu dilakukan secara lisan
b. Rasul telah
mengembangkan bibit pengembangan studi islam terutama tafsir dan ushul fiqih.
Hadits adalah penafsiran rosul tarhadap al-qur’an yang didalamnya terdapat
metode penerapan hukum.
2. Masa Pasca Rasulullah
a. Mulai muncul
tradisi literer dimulai dengan pengumpulan al-qur’an (masa khulafaur rasyidin)
b. Hadits juga
mulai dikumpulkan dan ditulis dalam sebuah kitab (masa dinasti abasiyyah). Para
muhaddisin juga menyusun kriteria ilmiah bagi penerimaan hadits dengan kategori
shahih, hasan dan dha’if.
c. Perkembanggan
studi islam mencapai puncaknya pada masa abasiyyah. Studi islam yang
dikembangkan hanya meliputi ilmu normatif islam yang bersumber pada teks agama.
3. Studi Islam di Dunia Barat
a. Kajian barat
terhadap islam memunculkan orientalisme, yaitu kajian tentang ketimuran. Kajian
awal yang dilakukan orientalisme yang diselenggarakan diperguruan tinggi di
barat.
b. Kajiannya
difokuskan pada al-qur’an dan pribadi nabi Muhammad secara ilmiah yang hasilnya
menyudutkan ajaran dan umat islam.
c. Pendekatan
yang digunakan para orientalis bersifat lahiriah (eksternalisasi). Agama islam
hanya dipandang dari sisi luarnya saja menurut sudut pandang barat.
d. Pada masa
selanjutnya muncul karya-karya yang mengoreksi dan merekonstruksi kajian
orientalis lama, Karen adanya anomali (ketidaktepatan) dalam studi islam. Tokohnya
antara lain:Louis Massingnon, W. Montgomery Watt, dan Wilfred Cantwell Smith.
e. Islamic
studies menjadi salah satu kajian yang dibuka di universitas barat dengan
sarana pendukung yang lengkap. Pendekatan yang digunakan antara lain: filologi,
antropologi, sejarah, sosiologi,psikologi, dsb.
4. Studi Islam di Indonesia
a. Masa klasik (abad 7-15M)
· Melalui kontak
informal, saluran perdagangan, perkawinan, dan tasawuf
· Para pedagang
(arab, persia dan india) beberapa sebagai mubalighoh
· Materi pengajaran:
kalimat syahadat, rukun iman, rukun islam
· Abad 13 muncul
pendidikan langgar dan pesantren
b. Masa pra kemerdekaan
· Tahun 1909
muncul pendidikan madrasah yang didirikan oleh Syekh Abdullah Ahmad di
Palembang
· Tahun 1910,
Syekh Tholib Umar mendirikan madrasah school di Batu Sangkar tahun1923 diganti
dengan diniyah school dan tahun 1931 diganti menjadi al-jam’iah al-islamiah
· Tahun 1915,
Zainuddin Labib Al-Yunusi mendirikan madrasah diniyah di Padang Panjang
· Muhammadiyah
(berdiri tahun 1912) mendirikan HIS, sekolah guru, SD 5 tahun, dan madrasah.
· Al-irsyad
(berdiri di Jakarta tahun 1913) mendirikan madrasah awaliyah (3th), ibtidaiyah
(4th), tajhizyah (2th), mualimmin (2th), dan takhassus (2th).
· Al-jami’ah
Al-Wasliyah (berdiri tahun 1930 di Medan), mendirikan: madrasah tajhiziyah
(2th), ibtidaiyah (4th), tsanawiyah (2 th), qismul ali (3 th), dan takhassus
(2th).
· Nidhamul ulama
(didirikan tahun 1926). Mendirikan: madrasah awaliyah ( 2th), ibtidaiyah (3th),
tsanawiyah (3th), mu’alimmin wstha (2 th), mu’alimmin ulya (2 th).
c. Pasca kemerdekaan
· Tahun 1952
studi islam pada tingkat dasar sampai menengah diseragamkan melalui jenjang: MI
(6 th), MTS 93 Th), dan MA (3 th).
· Pada tahun
1951 didirikan perguruan tinggi agama islam negri (PTAIN) yang kemudian menjadi
institut agama islam negri (IAIN) tahun 1960.
DAFTAR PUSTAKA
Fanani, Muhyar,
Metode Studi Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008
____________ ,
Metode Studi Islsm, Aplikasin Sosoilogi Pengetahuan Sebagai Cara Pandang, Yogyakarta:
pustak apelaJar, 2008
Muhaimin,
et.al.Kawasan dan Wawasan Studi Islam,Jakarta: Kencana, 2005.
Nurhakim, M
,Metode Studi Islam, Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2004.
Tajib, dkk,
Dimensi-Dimensi Studi Islam, Surabaya: Karya Abditama, 1994.
Nata, Abuddin,
Metodologi Studi Islam, Jakarta: Rajawali Pers, 2010, cet. 17.
Anwar, Rosihan,
Yunus, Badruzzaman, M, Saehuddin, Pengantar Studi Islam, CV. Pustaka Setia Bandung, 2009.
Komentar
Posting Komentar